Salah satunya adalah tugas operasi militer di Timor-timor.
Fadjar diketahui pernah menjabat sebagai Danyon 23 Grup 2 Kopassus pada 2008.
Lalu, dua tahun setelahnya, ia ditunjuk menjadi Dansepurhut Pusdikpassus.
Usai dari Pusdikpassus, Fadjar dimutasi ke Akmil sebagai Kadep Mipatek pada 2013.
Pada tahun 2014, ia dipercaya menjadi Dan Grup 1/Para Komando.
Jabatan itu hanya diemban Fadjar sebentar saja lantaran di tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai Koorspri Kasad.
Pada 2015, ia menjadi Dapunsdikpassus Kopassus, lalu setelahnya Danpusdiklatpassus Kopassus.
Lagi-lagi, Fadjar mengemban jabatan tersebut tak lama lantaran ia diminta menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2015-2016.
Berikut ini riwayat karier Fadjar setelah menjadi ajudan Jokowi:
- Danrindam IV/Diponegoro (2016-2017);
- Paban III/Siapsat Sopsad (2017-2018);
- Danrem 023/Kawal Samudera (2018-2019);
- Danrem 031/Wira Bima (2019-2020);
- Danpusdikter Kodiklatad (2020-2022);
- Kasdivif 2/Kostrad (2022);
- Ketua LP3M Unhan RI (2022-2023);
- Dirjen Pothan Kemhan (2023-2024);
- Pangdam III/Siliwangi (2024).
- Dankodiklatad TNI (2024)
- Pangkostrad (2024)
Harta Kekayaan Mayjen TNI Mohammad Fadjar
Menurut catatan situs elhkpn.kpk.go.id, Mayjen TNI Mohammad Fadjar terakhir kali menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 31 Desember 2022.
Saat itu, ia masih menjabat sebagai Kasdivif 2/Kostrad.
Berdasarkan LHKPN miliknya, Fadjar tercatat memiliki harta sebesar Rp3.919.156.219.
Jumlah itu terdiri dari aset properti dan kendaraan, harta bergerak lainnya, serta kas dan setara kas.
Fadjar memiliki tiga tanah dan bangunan, di mana satu di antaranya berstatus hibah tanpa akta, senilai Rp1.160.000.000.