Sekolah Eka berada di wilayah desa dan berhasil melaksanakan projek yang membangun kesadaran murid mengenai gaya hidup sehat.
Dia mengatakan, muridnya sering mengeluh lapar meskipun masih pagi hari. Ternyata mereka tidak sempat sarapan di rumah dan tidak membawa bekal.
Keresahan Eka bertambah ketika mengetahui makanan instan dari kantin sekolah menjadi santapan sehari-hari para murid.
Dari masalah tersebut, dia mulai merancang projek yang mendorong murid untuk sadar pentingnya makanan bergizi.
Projek diawali dengan berbagai aktivitas riset lingkungan sekolah dan literatur sehingga murid bisa merumuskan sendiri masalahnya.
Sebelumnya, Eka juga mengingatkan untuk selalu mengkomunikasikan proses belajar murid ke orangtua.
“Ini pun perlu dikomunikasikan dengan orangtua untuk mendapat dukungan. Kemarin ternyata informasi dari murid dan orangtua berbeda. Kata muridnya, pagi-pagi lauk belum matang, ternyata dari orangtuanya mengatakan muridnya yang memang tidak mau sarapan dan bawa bekal,” ujar Eka.
Di tengah projek, mulai muncul berbagai ide solusi dari murid, salah satunya menanam sayur yang mudah di sekolah agar bisa menjadi lauk sehat untuk sarapan.
Dari satu aktivitas merawat tanaman ini murid belajar banyak, seperti tanggung jawab hingga literasi dan numerasi karena harus menganalisis pertumbuhan tanaman setiap hari.
“Lalu apa sih indikator keberhasilan projek ini? Indikatornya adalah konsistensi dan komitmen untuk hidup sehat berkelanjutan. Kuncinya kita sebagai guru harus sabar karena membangun konsistensi tidak mudah, ada saja tantangannya,” kata Eka.