"Selain itu, Desa Gambyok dan Desa Datengan juga dilanda banjir yang merendam jalan desa dan area persawahan warga," jelasnya.
Djoko menjelaskan bahwa tingginya curah hujan dan tersumbatnya pintu air oleh material sampah, seperti bambu kering, menjadi penyebab utama banjir.
Kondisi ini diperparah oleh kapasitas sungai yang tidak mampu menampung debit air.
Akibatnya, rata-rata ketinggian air mencapai 50 sentimeter, bahkan beberapa rumah warga harus ditinggalkan karena terendam.
Baca juga: Warga Joglo Solo Protes Banjir Akibat Proyek Underpass
Sebagai langkah penanganan, BPBD Kabupaten Kediri bersama Satpol PP, Babinsa bersama Bhabinkamtibmas, pemerintah desa, dan warga terdampak melakukan pembersihan material banjir.
Evakuasi warga terdampak juga dilakukan, terutama di Desa Tiron, dengan menyediakan tempat pengungsian di Balai Desa Tiron.
"Kami juga telah melakukan distribusi logistik bagi warga terdampak terus dilakukan, dan pemantauan debit air di lokasi-lokasi terdampak dilakukan secara berkala," bebernya.
Pihaknya juga masih melakukan pendataan terkait dengan puluhan rumah dan warga yang terdampak.
Untuk saat ini, BPBD masih melakukan pendataan sehingga data pasti berapa yang terdampak belum diketahui secara rinci.
Namun begitu, BPBD Kabupaten Kediri mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama jika hujan deras kembali turun.
Warga diminta segera mengungsi ke tempat aman jika situasi kembali memburuk.
Pemerintah daerah juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai untuk mencegah banjir serupa di masa depan.
"Saat ini kondisi air di beberapa desa mulai surut, namun upaya penanganan dan asesmen dampak banjir masih terus dilakukan," tutupnya.
Laporan Reporter: Isya Anshori l Sumber: Surya Malang