Kami serahkan seluruh hidup kami ke dalam tangan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa.
Amin.
Baca juga: Makna Perayaan Hari Raya Natal, Lengkap dengan Penjelasannya
3. Doa Permohonan Malam Natal
Bapa di Surga,
Pada malam ini kami merayakan kelahiran Putra-Mu yang Kudus, Yesus Kristus. Terima kasih atas kasih-Mu yang tak terbatas dan rahmat-Mu yang selalu menyertai kami.
Kami memohon berkat-Mu untuk keluarga kami, gereja kami, dan seluruh dunia. Bawalah damai bagi mereka yang sedang berkonflik, sukacita bagi mereka yang bersedih, dan penghiburan bagi mereka yang kehilangan.
Tuhan, kami juga berdoa agar terang Natal ini terus bersinar di dalam hati kami sepanjang tahun. Ajarlah kami untuk hidup seturut kehendak-Mu, berbagi kasih, dan menjadi saluran berkat bagi sesama.
Kami percaya pada kuasa-Mu dan menyerahkan semuanya ke dalam tangan-Mu. Di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa.
Amin.
Sejarah Perayaan Hari Raya Natal
Natal berasal dari bahasa Latin Natalis, yakni Dies Natalis, yang berarti Hari Lahir.
Masyarakat dalam Imperium Romawi pernah menggunakan istilah ini untuk kelahiran Dewa Sang Surya; Dies Natalis Invicti yang berarti hari kelahiran matahari yang tak terkalahkan.
Hal ini dihubungkan dengan penyembahan kaisar sebagai dewa seperti matahari.
Baca juga: Unik dan Berkelanjutan, Begini Potret Perayaan Natal di Indonesia lewat Tradisi Lokal
Demi kehormatannya sendiri sebagai ‘tuhan’, maka pada abad ke–3, kaisar menetapkan perayaan hari kelahirannya pada 25 Desember.
Dalam tradisi Barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi.
Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman, dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas.
Sejak abad ke-3 hingga abad ke-15, Natal dirayakan tanpa pergunjingan.
Dan pada masa pasca reformasi gereja, satu gerakan keagamaan melarang perayaan Natal.
Pada tahun 1600-an, Natal sempat dilarang di Inggris, Jerman dan Amerika oleh kelompok yang menamakan dirinya Puritan.