Ribuan pekerja Sritex itu juga mempersiapkan agenda berikutnya, yakni menggelar aksi di Jakarta untuk memperjuangkan kelangsungan operasional perusahaan dan nasib pekerja. Aksi yang direncanakan melibatkan 10 ribu buruh itu akan berlangsung di beberapa lokasi strategis, termasuk Mahkamah Agung (MA), Kantor Presiden, dan sejumlah kementerian terkait.
Juga pada Jumat (27/12) di Jakarta, mahasiswa menggelar demo menyuarakan aspirasi menolak kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen. Demonstrasi di sekitar Patung Arjuna Wijaya di kawasan Gambir itu diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Baca juga: Kunjungi Bengkel GM Power Bali, Bamsoet Dukung Pengembangan Industri Restorasi Mobil Jeep Klasik
Massa aksi mengenakan almamater, membawa bendera identitas kampus seperti BEM UNJ, KBM STEI SEBI, dan Politeknik Negeri Media Kreatif. Mereka juga membawa poster berisi sejumlah tuntutan.
Doa dan harapan pekerja Sritex di Sukoharjo, maupun aspirasi yang disuarakan oleh BEM SI dalam demonstrasi di Jakarta, sudah mewakili perasaan dan aspirasi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tentu saja semua elemen masyarakat menunggu dan mengharapkan adanya tanggapan yang solutif dari pemerintah.
Di tahun 2025, pemerintah diharapkan membuat skala prioritas yang berpijak pada kehendak baik untuk menanggapi aspirasi masyarakat.
Tahun 2024, Indonesia telah sukses menyelenggarakan pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan anggota legislatif (Pileg) dan sukses pula menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung. Peralihan kepala pemerintahan dan kepemimpinan nasional pun berjalan mulus.
Idealnya, di tahun 2025, Indonesia pun mau berketetapan untuk mencatat sukses dalam pembangunan dan pengelolaan di bidang ekonomi. Kalau di tahun-tahun terakhir telah begitu banyak energi yang terkuras untuk pencapaian tujuan politik, kini waktu menggunakan energi bersama bagi pembenahan ekonomi nasional.
Selamat Tahun Baru 2025.