Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah November 2021 kemarin El Savador resmi mengumumkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah, kini ekonomi negara tersebut berada di ambang kehancuran.
Hal ini lantaran ambisi Presiden El Salvador Nayib Bukule, yang ingin menjadikan negarannya sebagai pusat keuangan dunia dengan membangun “Kota Bitcoin”.
Namun sayangnya, kebijakan yang dibuat Bukulele memaksa bank dan toko di negara El Salvador untuk menerima Bitcoin sebagai mata uang yang sah. Sementara para penduduk El Salvador sendiri masih awam serta tidak percaya dengan keberadaan mata uang tersebut.
Baca juga: Dilelang Sebagai NFT, Memorabilia The Beatles dan John Lennon Dibanderol Ratusan Juta Rupiah
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Universitas Amerika Tengah pada September 2021 lalu, tercatat sembilan dari sepuluh warga El Salvador tidak mengetahui apa itu Bitcoin, sementara delapan dari sepuluh mengatakan mereka tidak terlalu percaya pada uang digital tersebut.
Hal inilah yang kemudian membuat ekonomi El Salvador terlihat kacau dan lesu, terlebih kini negara tersebut sedang terlilit banyak utang. Diketahui El Salvador memiliki pinjaman sebesar 1,3 miliar dolar AS kepada International Monetary Fund (IMF).
Bahkan klaim Bukule terkait Bitcoin yang dapat membuat pengiriman uang internasional menjadi lebih murah justru membuat Platform bursa seperti Coinbase menarik biaya dua hingga empat persen dari jumlah uang.
Baca juga: Larang Peredaran Kripto, Rusia Khawatir Teknologi Blockchain Ancam Uji Coba Rubel Digital
Dikutip dari laman Futurism, tak berselang lama setelah Bukulele meresmikan negaranya menjadi Kota Bitcoin, obligasi El Salvador turun dari 75 sen menjadi 63 sen dalam kurun waktu 24 jam, terpantau pada minggu lalu obligasi negara tersebut embali anjlok dengan kisaran 36 sen.
Lebih parah, dampak dari volatilitas ekstrim Bitcoin pada negara ini membuat kredit kedaulatan El Salvador menjadi empat kali lebih buruk daripada sebelumnya. Terlebih harga Bitcoin kini juga tengah mengalami bearish.
Harapan Bukule yang ingin menjadikan negaranya sebagai kota Bitcoin nyatanya tak bisa terealisasi dengan sempurna, justru menjadi boomerang kehancuran bagi El Salvador.
Steve Hanke, profesor ekonomi terapan di Universitas Johns Hopkins, mengatakan El Salvador kini mendapat sebutan sebagai negara utang terburuk.