TRIBUNNEWS.COM - Saham perusahaan induk Facebook, Meta, anjlok hingga 25 persen lebih dalam perdagangan saham, Kamis (3/2/2022) waktu Amerika Serikat (AS).
Hal ini disebabkan karena sejumlah investor menjual sahamnya di Meta senilai total 230 miliar dollar AS (Rp3.306 triliun).
Penurunan ini juga membuat kekayaan CEO Meta Mark Zuckerberg hilang sekitar 30 miliar dollar AS (Rp 431 triliun).
Baca juga: Pengguna Aktif Harian Facebook Jatuh Pertama Kali dalam 18 Tahun
Penurunan saham Meta terjadi setelah perusahaan mengumumkan laporan pendapatan kuartal IV-2021. Dalam laporan itu disebutkan, jumlah pengguna harian Facebook turun untuk pertama kalinya.
Hal ini menjadi perhatian investor karena akan berpengaruh pada iklan sebagai sumber pendapatan perusahaan.
Pada kuartal empat, Facebook membukukan 1,929 miliar pengguna aktif harian. Jumlah ini turun dari kuartal sebelumnya yang tercatat 1,93 miliar pengguna aktif harian.
Menurut Facebook, anjloknya jumlah pengguna disebabkan adanya peningkatan persaingan dari TikTok.
"Orang-orang memiliki banyak pilihan untuk menghabiskan waktunya dan aplikasi seperti TikTok berkembang sangat cepat," kata Zuckerberg, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Forbes, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Demi Metaverse, Meta Bawa Avatar 3D ke Instagram Stories
Selain itu, naiknya harga kuota data di India juga berkontribusi pada menyusutnya jumlah pengguna aktif Facebook. Sebab, India merupakan pasar terbesar bagi Facebook.
Sementara itu poin lainnya yang menjadi perhatian investor adalah beralihnya fokus Meta ke augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), sebagai dasar untuk membangun metaverse demi menarik minat pengguna muda.
Namun untuk mewujudkan tujuan ini, tentu diperlukan waktu yang panjang dan biaya yang tinggi, karena membangun jejaring sosial baru.
Di tahun 2021, Meta juga menggelontorkan 10 miliar dollar AS (Rp 143 triliun) untuk membangun metaverse, sehigga menambah jumlah pengeluaran perusahaan.
Perubahan software di iPhone rupanya turut mempengaruhi bisnis Meta. Meta mengatakan perubahan software iPhone mempersulit perusahaan untuk menjual iklan digital.
Sebelum saham perusahaan anjlok, CFO Meta David Wehner menduga, Meta kemungkinan akan kehilangan lebih dari 10 miliar dollar AS (Rp 143 triliun) akibat aturan privasi iOS itu, karena berdampak pada pelacakan pengguna yang menjadi terbatas.
Meski sahamnya anjlok lebih dari 25 persen, valuasi Meta masih berada di kisaran angka 671 miliar dollar AS (Rp 9.647 triliun). Raksasa media sosial ini juga membukukan laba lebih dari 20 miliar dollar AS (Rp 287 triliun) pada tahun 2021.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saham Meta Anjlok, Kekayaan Zuckerberg Lenyap Rp 431 Triliun"