Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investor aset kripto dinilai tidak terlalu memperdulikan adanya perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak Kamis (24/2/2022).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, Bitcoin, Ethereum dan kripto berkapitalisasi pasar utama, serta lainnya terpantau menguat tajam walaupun sehari sebelumnya sempat melemah.
Hal ini didorong oleh pasar yang memanfaatkan momentum dari beberapa pergerakan yang kacau dari hari sebelumnya, ketika invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi ekonomi yang keras dari AS dan Uni Eropa.
Baca juga: Harga Minyak Tembus 100 Dolar AS, Pengamat Sebut Harga BBM Mesti Naik, Ini Penjelasannya
"Investor pun sepertinya mengabaikan sejenak sentimen dari serangan Rusia terhadap Ukraina. Mereka juga memanfaatkan momentum dengan membeli kripto di harga koreksi atau buy on dip," papar Ibrahim, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, membaiknya sentimen pelaku pasar terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden, tidak merespon invasi Rusia ke Ukraina dengan tindakan militer.
Biden hanya memberikan sanksi ekonomi bagi Rusia, meski juga memperkuat pertahanan di Eropa dengan menambah jumlah pasukan NATO di Jerman.
Baca juga: Sumbangan Bitcoin Untuk Militer Ukraina Melonjak di Tengah Invasi Rusia
"Seperti di saham, aset kripto yang sebelumnya sempat berjatuhan pada perdagangan Kamis kemarin kini mulai kembali pulih. Namun, aset lainnya yang sebelumnya sempat melesat kini penguatannya mulai terpangkas," tuturnya.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) BNB dan Cardano yang masih terkoreksi pada hari ini.
BNB melemah 0,25 persen ke level harga 364,87 dolar AS per koin atau setara dengan Rp 5.243.182 per koin (asumsi kurs Rp 14.370) dan Cardano terkoreksi 0,59 persen ke 0,8581 per koin (Rp 12.331 per koin).
Sedangkan sisanya berhasil rebound pada pagi hari ini, di mana Bitcoin melonjak 4,17 persen ke level harga 38.512,9 dolar AS per koin atau setara dengan Rp 553.430.373 per koin, Ethereum naik 2,12 persen ke level 2.625,19 dolar AS per koin atau Rp 37.723.980 per koin.
Berikutnya Solana melompat 5,42 persen ke 89,56 dolar AS koin (Rp 1.286.977 per koin), Terra meroket 10,33 persen ke 65,14 dolar AS koin (Rp 936.062 per koin), dan Avalanche terapresiasi 3,43 persen ke 76,83 dolar AS koin (Rp 1.104.047 per koin).
Dalam perdagangan sore ini, Bitcoin pada jam 15.00 WIB, menguat di harga 38,445.80 dolar AS per koin (naik 8,66 persen) dengan volume transaksi sebesar 38,61 miliar dolar AS dengan kapitalisasi pasar 731,14 miliar dolar AS.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, Bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif namun melemah di kisaran 38.050.20 dolar AS per koin sampai 39.600.30 dolar AS per koin," ucapnya.
Sumbangan Bitcoin Untuk Militer Ukraina Melonjak di Tengah Invasi Rusia
Sumbangan Bitcoin untuk tentara Ukraina melonjak setelah Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi.
Dilansir dari CNBC, Jumat (25/2/2022) data baru dari perusahaan analitik blockchain Elliptic menunjukkan selama 12 jam pada hari Kamis, hampir 400.000 dolar AS dalam bentuk bitcoin disumbangkan ke Come Back Alive, sebuah organisasi non-pemerintah Ukraina yang memberikan dukungan kepada angkatan bersenjata.
Menurut Elliptic, putaran baru sumbangan crypto memanfaatkan tren yang terlihat dalam beberapa minggu terakhir, di mana sumbangan berjumlah ratusan ribu dolar telah membanjiri LSM Ukraina dan kelompok sukarelawan yang bekerja untuk mencegah serangan Rusia.
Aktivis memberikan crypto untuk berbagai tujuan, termasuk melengkapi tentara Ukraina dengan peralatan militer, persediaan medis, dan drone, serta mendanai pengembangan aplikasi pengenalan wajah yang dirancang untuk mengidentifikasi apakah seseorang adalah tentara bayaran atau mata-mata Rusia.
Baca juga: Alasan Rusia Rebut Chernobyl, Jalur Paling Cepat ke Ibu Kota Ukraina, Peringatan untuk NATO
“Cryptocurrency semakin banyak digunakan untuk perang crowdfund, dengan persetujuan diam-diam dari pemerintah,” kata Tom Robinson, kepala ilmuwan Elliptic, yang menjual alat analitik blockchain ke bank dan platform cryptocurrency.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan parlemen baru-baru ini mencapai titik temu tentang undang-undang yang melegalkan dan mengatur cryptocurrency.
Pada kunjungan kenegaraan resmi ke AS pada Agustus 2021, Zelenskyy berbicara tentang pasar inovatif legal untuk aset virtual Ukraina sebagai titik penjualan untuk investasi, dan Menteri Transformasi Digital Mykhailo Fedorov mengatakan negara itu memodernisasi pasar pembayarannya sehingga bank nasional akan dapat menerbitkan mata uang digital.