Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, MOSCOW – Perusahaan kripto asal Rusia Bitriver dikabarkan tengah melakukan pembaharuan baru untuk menciptakan ladang tambang Bitcoin, dengan memanfaatkan sisa gas suar yang disediakan oleh raksasa gas Gazprom Neft.
Meski saat ini pemerintah Rusia masih memandang skeptis tentang pelegalan perdagangan dan pembayaran cryptocurrency, namun hal tersebut tak lantas membuat Rusia membatasi aktivitas para pemain utama dalam industri kripto.
Dengan hadirnya nota kerjasama tersebut, nantinya Gazprom akan menyediakan layanan hosting untuk operasi penambangan kripto dengan memasok kebutuhan listrik mereka melalui sisa gas minyak bumi yang dikelola Gazprom.
Baca juga: Terdampak Bear Market, Penambang Bitcoin Pilih Tutup Akun
Proyek penambangan Bitcoin dengan gas minyak sebelumnya telah lama dipertimbangkan oleh pemerintah Rusia, tepatnya sejak Oktober 2021. Namun rencana ini baru terealisasikan pada Kamis (176/6/2022).
Wakil CEO Gazprom Vadim Yakovlev menyebut dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya energi dari gas suar memungkinkan Rusia untuk mengurangi produksi jejak karbon yang berbahaya. Langkah ini juga sejalan dengan adanya ambisi terkait peningkatan kapasitas daya listrik penambang Rusia menjadi 2 gigawatt dalam dua tahun ke depan.
“Penggunaan sumber daya energi terbarukan memungkinkan kami mengurangi jejak karbon. Dengan menggabungkan teknologi dan kompetensi dengan mitra, kami menciptakan penggunaan sumber daya alam yang efisien dan ramah lingkungan," kata Yakovlev.
Baca juga: Update: Harga Bitcoin Rebound ke Rp295 Juta, Berikut Rinciannya
Lebih lanjut, sebagai bentuk kerjasama rencananya BitRiver juga akan membantu Gazprom Neft untuk mengembangkan infrastruktur digital di ladang minyaknya, dengan mengandalkan perangkat keras komputasi.
Dengan adanya rencana ini Rusia berharap negaranya dapat kembali menjadi pemain utama di pasar energi global, mengingat saat ini posisi Rusia dari pasar digital telah jatuh.
Menurut data Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index yang dikutip dari News Bitcoin per Januari 2022 Rusia kini berada di posisi kelima karena tingkat hash BTC-nya turun menjadi 8,6 EH/s dari sebelumnya yang tembus di angka 13,6 EH/s pada Agustus 2021 lalu.