News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dihantui Lonjakan Inflasi Amerika Serikat, Harga Bitcoin Anjlok di Level 20.000 Dolar AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bitcoin. Pergerakan pasar kripto yang dipimpin Bitcoin telah turun tajam, setelah pemerintah Amerika merilis data laporan Indeks harga konsumen (CPI) yang melesat jauh dari perkiraan investor.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Pergerakan pasar kripto yang dipimpin Bitcoin telah turun tajam, setelah pemerintah Amerika merilis data laporan Indeks harga konsumen (CPI) yang melesat jauh dari perkiraan investor.

Rilisnya data inflasi bulanan di Amerika yang meleset lebih tinggi dari prediksi ekonom, tak hanya memicu sentimen risk off pada pasar saham namun juga telah membuat pergerakan reli kripto runtuh terdorong aksi jual massal yang dilakukan investor pada awal pembukaan perdagangan Rabu (14/9/2022).

Dengan Bitcoin yang mencatatkan diri sebagai koin kripto yang mengalami penurunan terparah, menurut data Coinmarketcap harga reli BTC selama 24 jam terakhir terpantau amblas sebanyak 8,31 persen menjadi 20.391 dolar AS.

Baca juga: Begini Kata Analis soal Prospek Harga Bitcoin Pada September

Terpaut jauh apabila dibandingkan dengan harga di sesi sebelumnya dimana Bitcoin saat itu dipatok diatas 23.000 dolar AS.

Selaras dengan Bitcoin, Ether token yang berjalan di atas jaringan Ethereum, juga tergelincir sebanyak 6,20 persen pada hari Selasa siang tepatnya saat koin ini mengalami penggabungan merger pada 13 sampai 15 September.

Meski perubahan dapat mengantarkan koin terpopuler kedua di pasar kripto ini menjadi aset yang paling hemat energi, namun sayangnya iming – iming tersebut belum mampu mengangkat nilai Ether selama pasar saham bergejolak.

Justru harga Ether jatuh di kisaran 1,600 dolar AS, dikutip dari CNBC International.

Penurunan serupa juga terjadi pada Dogecoin, meme koin bersimbol anak anjing ini terlihat bear 4,74 persen menuju ke level 0.06045 dolar AS.

Dilanjutkan Cardano yang ikut terkerek turun sebanyak 4,21 persen 10,03 menjadi 0.474 dolar AS serta Solana yang amblas sebanyak 11,09 persen menuju ke harga 33.74 dolar AS.

Selain sederet kripto di atas, raport merah juga terjadi pada dua altcoin lainnya seperti Polkadot yang harganya anjlok sebesar 4,53 persen menjadi 7.21 dolar AS, dan Shiba Inu yang terkerek 3,55 persen hingga harganya melesat jatuh di level 0.0000123 dolar AS.

Baer market yang tengah terjadi dalam pasar kripto terjadi setelah inflasi atau Indeks harga konsumen (CPI) bulanan AS di bulan Agustus mencatatkan kenaikan diluar ekspektasi, dimana CPI melesat naik sebanyak 0,1 persen menjadi 8,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), pada Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Inflasi Amerika Melesat di Atas Ekspektasi, Memperkuat Peluang The Fed Naikkan Suku Bunga Acuan

Kenaikan inflasi tentunya akan menjadi dorongan bagi bank sentral AS untuk kembali menyerukan sikap hawkish dengan mengerek naik suku bunga besar acuan di pertemuan Federal Open Market Committee pada pekan depan, tepatnya di tanggal 20 – 21 September nanti.

Alasan inilah yang kemudian membuat investor kompak meninggalkan aset – aset berisiko seperti pasar saham dan kripto, dan berpaling ke aset safe haven demi menghindari terjadinya pembengkakan kerugian di tengah perlambatan ekonomi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini