News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diminta Waspada, Kepolisian Jepang Sebut Peretas dari Korea Utara Bidik Perusahaan Kripto

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi aset kripto XRP dan Bitcoin. Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) mengungkapkan peretas Korea Utara dari sindikat kejahatan Lazarus Group telah menargetkan perusahaan kripto di negara tersebut.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Badan Kepolisian Nasional Jepang (NPA) mengungkapkan peretas Korea Utara dari sindikat kejahatan Lazarus Group telah menargetkan perusahaan kripto di negara tersebut.

NPA menyebut Lazarus sebagai "organisasi bawahan dari otoritas Korea Utara" dan mengatakan petugas penegak hukum dari Biro Investigasi Federal AS (FBI) telah mengirim peringatan serupa mengenai metode serangan khusus Lazarus Group.

Melansir dari Bitcoin News, NPA merinci peretas mengirim email phishing ke karyawan perusahaan yang ditargetkan dengan kedok "akun palsu".

Organisasi berita Jepang, Japan News mengungkapkan ini adalah kelima kalinya pihak berwenang Jepang mempublikasikan peringatan mengenai serangan Lazarus Group yang terkenal kejam.

Baca juga: Peretas Pro-Rusia Lumpuhkan 14 Situs Web Bandara di Amerika Serikat

NPA belum mengungkapkan kasus spesifik mengenai serangan yang dilakukan kelompok peretasan tersebut.

Namun dalam laporan Japan News mengatakan, sumber yang mengetahui masalah ini percaya Lazarus adalah dalang peretasan dua platform perdagangan kripto di Jepang yaitu Zaif pada 2018 dan Bitpoint pada 2019.

Seorang eksekutif dari perusahaan keamanan informasi Trend Micro, Katsuyuki Okamoto, mengatakan peringatan bersama NPA dengan Badan Layanan Keuangan Jepang (FSA) telah mendorong kesadaran publik mengenai masalah kejahatan di dunia maya.

"Penting untuk terlibat dalam atribusi publik, karena akan meningkatkan kesadaran publik tentang taktik pelaku dan mendorong orang untuk mengambil tindakan," kata Okamoto.

Pemberitahuan terbaru yang diterbitkan NPA dan FSA mengikuti aktivitas militer Korea Utara yang menembakkan rudal balistik ke Jepang selama minggu pertama bulan ini.

Terakhir kali Pyongyang menembakkan rudal ke Jepang adalah lima tahun yang lalu yaitu pada 2017. Ketegangan antara kedua negara telah meningkat sejak provokasi rudal Korea Utara baru-baru ini di Prefektur Aomori, Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini