News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2022

Kaleidoskop 2022: Daftar Perusahaan Kripto yang Mengalami Kebangkrutan

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi investasi kripto. Tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi industri cryptocurrency, mulai dari adanya fase Crypto Winter, dampak dari guncangan ekonomi global hingga runtuhnya ekosistem Terra yang memberikan kejutan di ruang kripto.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi industri cryptocurrency, mulai dari adanya fase Crypto Winter, dampak dari guncangan ekonomi global hingga runtuhnya ekosistem Terra yang memberikan kejutan di ruang kripto.

Harga Bitcoin, mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, turun sekitar 65 persen sejak awal tahun ini.

Selain itu, cryptocurrency Luna juga mengalami penurunan nilai dan bursa kripto FTX, yang sempat memiliki valuasi 32 miliar dolar AS, telah dihantam kebangkrutan karena krisis likuiditas sehingga memperparah gejolak di pasar kripto.

Baca juga: Orang Tua Sam Bankman-Fried Berpotensi Ikut Terseret Kasus Kebangkrutan Bursa Kripto FTX

Gejolak di industri kripto membuat beberapa perusahaan di sektor ini mengalami keruntuhan.

Berikut ini daftar perusahaan kripto besar yang bangkrut pada 2022:

1. FTX

Kebangkrutan FTX sejauh ini menjadi kejatuhan perusahaan kripto terbesar dan paling spektakuler di tahun ini.

Melansir dari Reuters, bursa kripto yang berbasis di Bahama memulai tahun ini dengan mencatatkan valuasi sebesar 32 miliar dolar AS.

Tidak hanya itu, FTX bahkan mempekerjakan selebritas yaitu komedian Larry David dan bintang American football Tom Brady dalam iklan pertandingan Super Bowl LVI, serta menempatkan namanya di kandang tim basket Miami Heat.

FTX, yang mengaku memiliki lebih dari satu juta pengguna, memposisikan dirinya sebagai "ksatria putih" yang menyelamatkan perusahaan kripto lain di tengah gejolak pasar cryptocurrency awal tahun ini.

Namun pada November, FTX menyatakan bangkrut setelah gagalnya rencana merger dengan pertukaran kripto saingannya, Binance.

Pendiri FTX Sam Bankman-Fried menghadapi tuduhan bahwa ia telah menyalurkan simpanan pelanggan ke firma perdagangan terafiliasi FTX, Alameda Research, dan pertukaran mengalami penarikan dana sekitar 6 miliar dolar AS hanya dalam waktu 72 jam.

Bankman-Fried mengatakan dia "sangat menyesal atas apa yang terjadi" dan mengakui "kegagalan besar dalam pengawasan manajemen risiko", namun dia mengaku tidak sengaja mencampurkan simpanan pengguna FTX dengan aktivitas perdagangan Alameda.

CEO baru FTX, John Ray, yang dibawa untuk mengawasi kasus kebangkrutan bursa kripto itu, mengatakan dia belum pernah melihat "kegagalan kontrol perusahaan yang begitu lengkap".

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini