Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LOS ANGELES – Meta Inc dilaporkan tengah bersiap untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) gelombang kedua pada 10.000 stafnya, Kamis (20/4/2023).
Lewat PHK ini nantinya puluhan ribu karyawan dari Facebook, WhatsApp, Instagram dan Reality labs akan menjadi korban PHK yang diperkirakan terjadi secara bertahap selama beberapa bulan kedepan.
Desas-desus ini mencuat ke publik setelah sebuah memo internal milik Meta beredar luas di sosial media. Dalam memo tersebut dituliskan Meta mengimbau para manajer untuk segera bersiap mengatur ulang tim usai perusahaan mengumumkan PHK.
Baca juga: Meta Rilis SAM, Teknologi AI Syang Bisa identifikasi Item di Video
Menurut informasi yang dikutip dari Reuters, langkah tersebut diambil Meta sejalan dengan upaya Chief Executive Mark Zuckerberg yang berambisi menjadikan 2023 sebagai tahun efisiensi.
Meski Zuckerberg telah berulang kali memberikan sinyal kepada para staf Facebook, WhatsApp, hingga Instagram terkait adanya pemangkasan karyawan. Namun isu PHK ini telah memicu kemarahan karyawan Meta.
"Anda telah menghancurkan moral dan kepercayaan diri dalam kepemimpinan banyak orang perlawanan tinggi yang bekerja dengan intensitas. Mengapa kami harus bertahan di Meta?" demikian salah satu tulisan karyawan.
Pada awal tahun 2022 lalu perusahaan melaporkan memiliki 87.000 karyawan secara global, namun usai bisnis iklan Meta mengalami penurunan hingga saham perusahaan susut sebanyak 70 persen selama tahun 2022.
Serta penurunan laba bersih perusahaan yang terseret turun 55 persen dari 10,29 miliar dolar AS menjadi 3,67 dolar AS. Akibat anjloknya bisnis iklan, mendorong Meta untuk melakukan restrukturisasi selama beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Bahas Perpres Publisher Rights, Kominfo Minta Masukan Google, Meta dan TikTok
Tercatat pada akhir November tahun 2022 Meta memangkas sekitar 13 persen staff atau sekitar dari 11.000 tenaga kerjanya, kemudian pada awal Maret lalu Meta membatalkan rencana perekrutan untuk 5.000 lowongan,
Serta menghentikan sejumlah proyek yang dinilai tak menjanjikan laba keuntungan dengan tujuan untuk menekan pembengkakan pengeluaran ditengah krisis yang dialami perusahaan.
Kendati PHK massal yang dilakukan Meta berpotensi menambah jumlah pengangguran di Amerika, namun usai isu PHK Meta beredar luas saham perusahaan teknologi ini dilaporkan melonjak sekitar 80 persen mengungguli kenaikan 16 persen dari Nasdaq Composite.
Meta optimis dengan kenaikan ini pihaknya dapat kembali membukukan lonjakan pendapatan di kuartal pertama, mengungguli pesaing utamanya TikTok.