TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indodax gencar melakukan edukasi terkait pemahaman masyarakat terhadap aset kripto melalui berbagai instrumen, salah satunya merilis film '13 Bom di Jakarta'.
"Film ini bukan hanya tentang aksi spektakuler, tetapi juga menceritakan tentang bagaimana Indodax, sebagai bagian dari ekosistem kripto Indonesia, turut berperan dalam membantu negara mengungkap salah satu kasus terorisme yang melibatkan bitcoin," ucap CEO Indodax Oscar Darmawan ditulis Senin (6/5/2024).
Dalam film itu, Oscar menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indodax pada masa itu, yakni regulasi terkait kripto yang masih belum matang, pemahaman masyarakat tentang teknologi blockchain yang masih minim, dan upaya memberikan kontribusi yang signifikan dalam kasus tersebut.
Baca juga: Bitcoin Halving, Strategi Investasi Kripto Dikupas Tuntas di Acara Ini
"Kami telah berjuang untuk membangun ekosistem kripto di Indonesia dari nol, melakukan edukasi masyarakat tentang teknologi blockchain dan kripto, hingga mendorong kebijakan yang membuat aset kripto bisa bertumbuh dan diregulasi secara legal di Indonesia," papar Oscar.
"Ketika kami memulai pada 2015, harga Bitcoin masih di bawah Rp10 juta. Kini, melihat harga bitcoin terus menanjak hingga mencapai lebih dari Rp1 miliar di 2024 adalah perjalanan luar biasa yang telah kami lalui dan menandakan tingginya penerimaan masyarakat Indonesia terhadap bitcoin dan kripto," tambah dia.
CTO Indodax William Sutanto menyampaikan, Bitcoin bukan hanya aset investasi, tetapi juga sebagai alat dan simbol perlawanan terhadap ketidakadilan industri finansial.
"Pesan ini berhasil dituangkan ke dalam bentuk film oleh Mas Angga Sasongko dengan film '13 Bom di Jakarta'. Semoga selain memberikan hiburan, film ini sekaligus mengedukasi para penonton tentang bitcoin dan cryptocurrencies," jelasnya.