News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Bitcoin Amblas, Dibanderol 59.000 Dolar AS Imbas Tersengat Komentar Dovish Powell

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga Bitcoin (BTC) anjlok lebih dari 6 persen dalam 24 jam terakhir, hingga harganya amblas di kisaran 59.738 dolar AS per koin pada penutupan pasar, Rabu (28/8/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pergerakan reli Bitcoin di perdagangan kripto mengalami kemerosotan harga yang tajam, membukukan penurunan terbesarnya sejak awal Agustus pasca gejolak global mencengkeram industri kripto.

Mengutip data dari coinmarketcap, harga Bitcoin (BTC) anjlok lebih dari 6 persen dalam 24 jam terakhir, hingga harganya amblas di kisaran 59.738 dolar AS per koin pada penutupan pasar, Rabu (28/8/2024).

Penurunan serupa juga terjadi pada koin Ethereum yang turun 3,91 persen jadi 2.523 dolar AS. Solana anjlok 4,62 persen ke level 146.82 dolar AS. Kemudian Dogecoin amblas 2,90 persen hingga dibanderol jadi 0.101 dolar AS. Diikuti penurunan harga koin BNB yang rontok 1,17 persen jadi 543.18 dolar AS.

Pergerakan negatif koin kripto terjadi buntut kekhawatiran investor terkait keputusan Ketua The Fed Jerome Powell untuk memangkas suku bunga acuan dari level tertinggi lebih dari dua dekade.

Baca juga: Nilai Transaksi Keuangan Digital dan Aset Kripto Diprediksi Mencapai Rp1.000 Triliun

Para ekonom AS memprediksi pemangkasan suku bunga bisa terjadi turun hingga 75 Bps pada pertemuan di bulan September mendatang, proyeksi ini diperkuat berkat adanya penurunan inflasi AS yang berada di angka 0,3 persen pada April 2024.

Serta pemulihan pasar tenaga kerja yang tidak lagi menimbulkan risiko bagi inflasi. Penurunan itu yang membuat para analis optimis The Fed bakal mengambil langkah dovish seiring dengan tren inflasi AS di bulan ini yang berjalan ke arah positif.

Kendati sikap dovish yang dilakukan The Fed dapat melonggarkan kebijakan moneter AS, sayangnya pelonggaran ini membuat kripto tak lagi dipandang sebagai aset investasi bahkan memicu terjadinya bear market.

“Token utama sedang melepaskan dorongan yang mereka terima minggu lalu dari indikasi paling jelas dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa bank sentral sedang dalam proses untuk memangkas suku bunga acuan dari level tertinggi lebih dari dua dekade,” jelas Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia Pty, mengutip CNBC International.

“Keputusan Fed membuat pelemahan Bitcoin jatuh di bawah harga rata-rata, ini sedikit mengkhawatirkan,” imbuhnya.

Saham AS Tembus Rekor Tertinggi

Tak seperti Bitcoin pergerakan saham AS di bursa Wall Street justru membukukan kenaikan, seperti S&P 500 menguat 0,16 persen ditutup pada level 5.625.

Kemudian Nasdaq Composite naik 0,16 persen menjadi 17.754, diikuti Dow Jones Industrial Average naik 9,98 poin atau 0,02 persen pada 41.250, rekor penutupan dalam 2 hari berturut-turut.

Adapun lonjakan ini terjadi buntut Investor menantikan laporan pendapatan Nvidia, perusahaan yang menjadi salah satu penerima manfaat dari perkembangan kecerdasan buatan (AI), yang akan diumumkan setelah penutupan pasar Rabu (28/8/2024).

Nvidia telah menjadi indikator kunci bagi saham teknologi dan sektor AI secara umum. Alasan itu yang membuat para investor antusias melihat hasil kuartal kedua untuk menilai perdagangan di sektor AI.

"Ada batasan yang sangat, sangat tinggi yang harus diselesaikan tidak hanya untuk pendapatan dan bimbingan Nvidia, namun juga kisah yang mereka ceritakan tentang keadaan AI yang mengangkat sektor teknologi keluar dari funknya baru-baru ini," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini