TRIBUNNEWS.COM - Tren bullish kembali ditunjukkan oleh Bitcoin (BTC) pada Selasa pagi ini (29/10/2024).
Dikutip dari Coindesk, Harga BTC pada pagi hari waktu Asia ini melesat melampaui angka $71.000 atau setara Rp 1,12 Miliar.
Kenaikan BTC ini juga memimpin pergerakan pasar kriptokurensi yang lebih luas pada akhir bulan Oktober 2024 ini.
Sentimen bullish ini banyak dinilai terjadi karena pemilu Amerika Serikat (AS) yang akan digelar seminggu lagi.
Fenomena Pilpres AS ini mendorong pergerakan dari banyak pedagang di pasar kriptokurensi, terlepas dari siapa capres yang akan menang nantinya.
Menurut data dari CoinGecko, BTC naik 5 persen dalam 24 jam terakhir,
Kenaikan ke angka $71.000 ini juga menembus level resistensi penting di angka $70.000 dengan volume perdagangan mencapai $48 miliar atau setara Rp 75 Triliun.
Volume tersebut hampir dua kali lipat dari jumlah angka perdagangan pada Senin (28/10/2024).
Pergerakan ini menyebabkan lebih dari $143 juta dalam posisi short yang akhirnya dilikuidasi dalam 12 jam terakhir.
Fenomena ini juga dinilai berkontribusi pada lonjakan harga BTC karena para pedagang menutup posisi yang merugi.
Short pada BTC rugi $73 juta, diikuti oleh short ETH sebesar $39 juta, menurut data dari CoinGlass.
Baca juga: Popularitas Pasar Kripto Melejit, Bitcoin Diprediksi Bakal Jadi Mata Uang Global Pada 2030
“Kami melihat beberapa short di level 70 ribu yang dilikuidasi karena pasar tampaknya semakin yakin akan kemenangan Trump,” kata Darius Sit, salah satu pendiri QCP Capital, kepada CoinDesk.
Analis CryptoQuant, Mignolet, mengaitkan sebagian permintaan beli dari "whales" atau pedagang besar di bursa crypto Binance, yang tampaknya menjadi pembeli bersih aset tersebut terutama pada jam perdagangan Asia.
Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin juga turut menambah permintaan dengan arus masuk bersih sebesar 47.000 BTC dalam dua minggu terakhir.