Dari awal, saya selalu berharap agar Gaikindo dan para eksekutif Jepang yang bertugas di APM Indonesia, mohon bersikap adil dan atas kepentingan yang lebih luas melihat dua pameran ini. Dyandra tak punya salah apa-apa terhadap Gaikindo, selama belasan tahun berhubungan. Mari lihat masalahnya dengan jernih dan jujur, yang terjadi adalah kompetisi dua organizer, Dyandra dan yang ditunjuk Gaikindo dalam melaksanakan event pameran otomotif. Ini kondisi lebih ideal dibanding monopoli, sehingga tentu memacu kreativitas, efisiensi, dan profesionalitas. Mestinya akan bagus untuk market dan layanan peserta pameran. Tapi akan terlihat janggal kalau Dyandra justru dibenturkan dengan Gaikindo.
Bagaimana jika hanya 50 persen dari brand mobil yang akan hadir di IIMS?
Proyeksi saya sih akan bermain di 80-90 persen. Tapi, baiklah, Anda berandai-andai, bagi Dyandra no problem at all. Karena sesuai konsep baru IIMS, yaitu The Essense of Motorshow, jualan mobil hanya salah satu elemen dari sekian banyak elemen yang akan muncul di IIMS Jiexpo Kemayoran. Boleh dibilang, persiapan elemen lainnya berjalan baik dan mendekati sempurna. Sejarah nanti yang akan mencatat sebuah event motorshow paling dahsyat di Indonesia, justru dihindari oleh 3 sampai 5 brand APM ternama, hanya karena faktor non-teknis segelintir elitnya.