News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bisnis Dealer Sudah Berdarah-darah, Ford Pernah Janjikan Hak Kelola After Sales Lewat Beauty Contest

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dealer Ford Nusantara Bekasi, salah satu jaringan dealer yang dimiliki grup Nusantara.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keputusan Ford hengkang dari bisnisnya di Indonesia di paruh pertama tahun ini seperti pengumuman amat mendadak yang mereka sampai Januari 2016 lalu jelas membuat puluhan dealer resmi Ford di berbagai kota tak terima.

Mereka merasa amat dilecehkan oleh tindakan sepihak yang diambil oleh prinsipal Ford, Ford Motor Company (FMC) yang diteruskan ke perusahaan kepanjangan tangannya di Indonesia, PT Ford Motor Indonesia (FMI).

"Ketika Ford mengatakan akan mencabut bisnisnya di Indonesia, Ford dengan tegas menyatakan tidak akan memberikan dukungan apapun terhadap brand Ford di Indonesia, termasuk after sales," ujar Harry Ponto, pengacara yang ditunjuk oleh 31 dari total 44 dealer resmi  Ford di Indonesia mengajukan somasi dan gugatan ganti rugi perdata Rp 1 triliun atas kasus ini, Senin (27/6/2016).

Andee Yeostong, dari Nusantara Group, grup perusahan yang memiliki banyak jaringan dealer resmi Ford di berbagai kota di Indonesia sekaligus koordinator pemilik dealer yang menggugat FMC dan FMI mengatakan, pihaknya pernah minta bernegosiasi dengan pihak Ford agar keputusan Ford hengkang dari Indonesia ditunda. 

Tujuannya, memberi kesempatan kepada dealer untuk melakukan langkah antisipasi. Namun permintaan itu tegas-tegas ditolak pihak Ford. Hal ini menurut Andee sangat mengecewakan para dealer.

"Bisnis kami sudah berdarah-darah. Sepanjang 2015 dan 2016 ini kami merugi. Waktu Ford menyatakan cabut dari Indonesia kami minta ditunda, mereka menolak. Satu hari pun tidak mau. Tanggal 26 September 2016 kita lakukan pertemuan dengan mereka, kita minta surat pernyataan jaminan dari Ford kalau sampai ada tuntutan dari konsumen, itu pun tak diberikan," keluhnya.

Anehnya, meski sudah secara sepihak menghentikan operasi bisnisnya di Indonesia, Ford sampai kemarin belum menghentikan kontrak kerjasama dengan jaringan dealernya di Indonesia.

"Sampai hari ini pun kita tak ada kontrak yang diputus dari Ford. Ibaratnya kita ini sudah digorok," ungkap Andee.

Mengenai peluang apakah Nusantara Group akan berinisiatif mengimpor sendiri produk-produk Ford dengan status sebagai importir umum dari pabrik Ford di luar negeri, untuk melanjutkan bisnis Nusantara Group sebagai dealer Ford di Indonesia, Andee menyatakan hal itu sulit dilakukan.

Di ASEAN, dalam rangka kerjasama Masyarakat Ekonomi ASEAN memang ada kesepakatan bea masuk nol persen untuk produk otomotif. Namun, sebagai dealer pihaknya tak mendapat fasilitas tersebut.

"Jika mengimpor mobil sendiri kami akan kena pajak 40 persen," jelasnya.

Pernah ditawari hak after sales

Di tengah negosiasi yang buntu dengan pihak Ford, lanjut Ande, pihaknya pernah ditawari mengelola hak layanan after sales Ford di Indonesia.

"Suatu waktu kami ditawari untuk pegang after sales dan importir spare parts. Tapi itu harus lewat beauty contest dulu. Kita setuju dan sudah ajukan permohonan. Tapi sampai sekarang tak ada kelanjutan.
Saat kami tanyakan bagaimana dengan penutupan diler kami, mereka bilang ini tak ada hubungannya dengan itu," papar Andee.

"Untuk layanan After sales itu mencakup warranty (garansi pembeli mobil baru Ford) sampai 3 tahun dan kita masih support after sales selanjutnya sampai 10 tahun. Selama ini kami yang sudah inves banyak dan memiliki peralatan paling lengkap. Niat kita ini melindungi kepentingan konsumen," tegas Andee.

Nugroho Suharlim, Chief Operating Officer Auto Kencana (AK) Group, grup perusahaan dealer Ford lainnya yang juga mensomasi dan menggugat FMI dan FMC Rp 1 triliun, mengatakan, kasus hengkang sepihak Ford dari Indonesia melecehkan pengusaha nasional dan memunculkan sentimen kebangsaan.

“Kami merasa seperti ditindas Amerika. Masalah ini menjadi tidak sederhana. Bukan hanya masalah diler dengan Ford, tapi Indonesia dengan Amerika,” tegas Nugroho.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini