TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah semakin serius melihat keseimbangan perdagangan antara nilai impor dan ekspor, terutama setelah nilai tukar rupiah mengalami pelemahan. Ini juga ternyata berimbas pada pasar otomotif dalam negeri.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, saat ini impor mobil mewah di atas 3.000cc ke atas sudah dihentikan.
“Sekarang itu pembatasannya untuk yang mewah benar-benar kita hentikan. Kalau sekarang benar-benar diberhentikan, yang 3.000 cc ke atas. Berlakunya itu mulai dari rupiah terkoreksi. Sudah dua bulan yang lalu jadi dikendalikan dulu, kalau 3.000cc ke atas memang distop,” ujar Putu, Rabu (5/9/2018).
Soal alasannya, Putu menuturkan, mobil mewah bukan sebagai prioritas di tengah kondisi ekonomi yang seperti sekarang ini.
“Keadaan ekonomi sekarang, mobil itu, kan, bukan kebutuhan pokok, cobalah kalau perlu transportasi coba pakai produk dalam negeri dulu dengan keadaan yang seperti ini,” ujar Putu.
Pernyataan Putu tersebut juga memberikan petunjuk bahwa sebenarnya produk mobil non-mewah yang diimpor juga sedang dikontrol untuk masuk ke dalam negeri.
“Ya sebenarnya semua, yang distop itu 3.000 cc yang lain dipertimbangkan sesuai dengan balance trade-nya mereka. Berapa banyak dia ekspor dan impor. Begitu,” ujar Putu.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur tentang pengendalian 900 komoditas impor.
"Kenaikan dari impor barang konsumsi, terutama dari Juli lalu dan Agustus ini, melonjak sangat tinggi, hingga 50 persen lebih growth-nya. Kami akan keluarkan PMK besok pagi yang akan mendetailkan sekitar 900 HS code dari barang-barang komoditas impor konsumsi," kata Sri Mulyani, Selasa (4/9/2018).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Makin Melemah, Impor Mobil Mewah Dihentikan"