News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penasehat Menteri Luhut: Indonesia Siap Jadi Produsen Kendaraan Listrik

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai telah siap menjadi produsen kendaraan listrik meskipun harus bekerjasama dengan negara lain.

"Tentunya kita tidak ingin terus-menerus menjadi importir kendaraan, harus bisa memproduksi kendaraan listrik. Dari sisi teknologi Indonesia sudah menguasai," kata Penasehat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri Brodjonegoro, Minggu (26/7/2020).

Menurutnya, Indonesia bisa menjadi pemain besar di industri mobil listrik memiliki cadangan bahan baku berupa nikel dan kobalt yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri baterai lithium.

Baca: Kemenhub Rilis Aturan Uji Tipe untuk Kendaraan Listrik

Menurut Satryo, untuk tahap pertama Indonesia perlu mengembangkan dua hal yakni kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan mengembangkan baterai lithium sebagai komponen penggerak utama dari kendaraan listrik.

Baca: Mobil Listrik BMW iX3 Akan Diluncurkan 14 Juli 2020, Apa yang Baru?

"Ini harus berjalan paralel antara pengembangan kendaraan dan baterai," katanya.

Dia menambahkan kendaraan listrik akan mendukung terciptanya lingkungan yang bersih sekaligus menekan angka impor BBM.

“Kendaraan listrik tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil tapi pakai baterai lithium, emisinya nol. Jadi tidak ada pencemaran udara. Sekaligus pemerintah berusaha menekan impor bahan bakar minyak (BBM)," paparnya.

Asisten Deputi Industri Penunjang Infrastruktur Kemenko Maritim dan Investasi Firdausi Manti menambahkan, pemerintah mendukung swasta mengimpor kendaraan listrik tapi berharap ada alih teknologi

"Karena tidak mungkin dalam era seperti ini berjalan sendiri dalam mengembangkan teknologi. Indonesia bisa menjadi pemain rantai pemasok global baterai untuk kendaraan listrik. Rantai pasokan global dalam industri kendaraan listrik diperlukan, di mana sesama negara bisa saling melengkapi suku cadang," paparnya.

Komitmen pemerintah dalam mengembangkan industri kendaraan listrik disambut baik kalangan swasta.

PT Bakrie Autoparts, Agen Pemegang Merk (APM) bus listrik BYD di Indonesia, menyatakan komitmen untuk mengikuti kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah.

Direktur Utama PT Bakrie Autoparts Dino A. Riyandi menjelaskan perusahaan saat ini mengikuti proses industrialisasi yakni meningkatkan kandungan lokal (TKDN).

“Kami mengimpor bus listrik CBU atau dalam keadaan utuh, tapi hanya untuk promosi dan uji coba,” kata Dino.

PT Bakrie Autoparts dan BYD Auto Co.Ltd. telah menyepakati tahapan pengembangan serta produksi bus listrik dalam beberapa tahun ke depan di antaranya importasi dan unjuk produk, kemudian melakukan penetrasi pasar.

“Targetnya 2022 sudah mulai memproduksi 300 unit bus listrik per tahun dengan tingkat kandungan dalam negeri sedikitnya 55 persen,” kata Dino.

Sementara PT Bluebird Tbk yang juga mengoperasikan kendaraan listrik di Indonesia mendukung dukungan pemerintah.

Direktur PT Bluebird Tbk Andre Djokosoetono mengatakan, saat ini pihaknya menggunakan 25 unit E-Bluebird dan 4 unit E-Silverbird yang bertenaga listrik.

“Untuk E-Bluebird, kami menggunakan BYD e6 dari China. Sedangkan E-Silvebird menggunakan Tesla Model X75D dari Amerika Serikat. Kami sangat puas dengan operasional dari kendaraan listrik E-Bluebird dan E-Silverbird," kata Andre.

"Respon pengemudi dan konsumen sangat baik. Mobilnya sangat jarang mengalami kendala di jalanan, mampu menempuh jarak yang dapat diandalkan," sambungnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini