Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Rusia berencana untuk mengimpor mobil bekas dari Jepang setelah produksi mobil dalam negerinya menyusut.
Dilansir dari Reuters, Jumat (4/11/2022) penjualan mobil baru yang diproduksi di Rusia telah merosot sejak Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada akhir Februari, dengan sanksi membatasi akses ke suku cadang dan beberapa produsen asing menangguhkan operasi di negara itu.
Menurut data dari lembaga analisis Rusia Autostat, impor mobil baru pada Agustus masih tergolong rendah dibandingkan Februari, tetapi impor mobil bekas naik lebih dari dua kali lipat menjadi 23.117 unit dari yang sebelumnya 11.055 unit.
Baca juga: Kemenperin dan Kadin Fasilitasi Puluhan IKM untuk Suplai Komponen Industri Otomotif
Data tersebut juga menunjukkan bahwa 76 persen impor mobil bekas Rusia berasal dari Jepang, sedangkan Belarus berada di urutan kedua dengan pangsa 5,3 persen.
Seperti diketahui, Jepang telah memberikan sanksi ekspor mobil bernilai tinggi ke Rusia, tetapi mobil bekas yang diimpor oleh individu berada di luar kewenangan sanksi.
Alhasil, produsen mobil Jepang seperti Nissan pada bulan lalu melaporkan kerugian 687 juta dolar AS dan menyerahkan bisnisnya di Rusia kepada badan usaha milik negara untuk satu euro, sementara Toyota telah mengakhiri produksi kendaraan di Rusia.
Setelah konflik Ukraina dimulai, Asosiasi Bisnis Eropa (AEB), yang mewakili perusahaan-perusahaan yang hadir di Rusia, merevisi perkiraan penjualan mobil baru 2022 yang turun 50 persen dari perkiraan pertumbuhan 3,3 persen
Di samping itu, penjualan mobil baru pada periode Januari hingga September turun hampir 60 persen menjadi 506.661 unit.