Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – J.P. Morgan Research baru-baru ini memberikan sebuah pandangannya mengenai harga mobil bekas.
Menurutnya, harga mobil bekas akan turun sebesar 10 hingga 20 persen di tahun depan setelah sempat meroket 42,5 persen dalam waktu kurang dari dua tahun.
Dilansir dari Carscoops, hal itu tampaknya akan disambut baik oleh para pembeli, yang anggarannya sudah terjepit oleh tingginya harga bahan bakar dan inflasi.
Sayangnya, pembeli masih akan menghadapi pembayaran bulanan yang besar karena kenaikan suku bunga.
Baca juga: Pejabat The Fed Beri Sinyal Perlambatan Kenaikan Suku Bunga
US News & World Report baru-baru ini mencatat rata-rata suku bunga kredit mobil bekas berkisar dari 9,56 persen hingga 22,26 persen.
Sementara itu, harga mobil baru diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun ini, tetapi bisa turun antara 2,5 persen hingga 5 persen pada 2023.
Adapun, analis Riset Ekuitas Otomotif J.P. Morgan, Ryan Brinkman, mengatakan bahwa naiknya harga kendaraan baru juga berkaitan dengan tingginya harga bahan baku.
Meskipun mungkin ada sedikit kelegaan tahun depan, Brinkman mencatat bahwa inflasi masih akan menjadi faktor penentu harga kendaraan.
“Di saat harga bahan baku turun, pemasok masih akan mempertimbangkan biaya lain seperti solar, pengangkutan, pengapalan, logistik, tenaga kerja untuk diteruskan ke produsen mobil,” tambahnya.
Selain itu, dampak krisis chip juga terus berlanjut dan perusahaan harus membangun kembali inventaris sebelum harga turun secara signifikan.