Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kritikan tajam calon Presiden Anies Baswedan soal pemberian subsidi pembelian kendaraan listrik yang dinilai tidak tepat sasaran terus menuai polemik.
Beragam tanggapan disampaikan pejabat pemerintah, praktisi otomotif dan pengamat.
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan sebelumnya menyebut bahwa subsidi mobil listrik tidak tepat lantaran akan menambah kepemilikan mobil pribadi yang bermakna menambah kemacetan.
Anies juga menyebut emisi karbon mobil listrik pribadi lebih tinggi ketimbang emisi karbon yang dihasilkan bus berbahan bakar minyak.
Pernyataan Anies ini kemudian ditanggapi Jubir Kemenko Marves Jodi mahardi dan belakangan direspons langsung oleh Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo menilai pernyataan Anies justru bagus dan produktif karena menginisiasi debat substantif soal mobil listrik antar para kandidat calon presiden Pilpres 2024.
Menurutnya, polemik tersebut sebagai wujud sebuah diskusi intelektual terkait visi misi dan program kebijakan calon pemimpin nasional yang dapat mengedukasi masyarakat.
“Saya pikir bagus ya ada figur capres yang mulai memainkan isu terkait rencana kebijakan ke depan. Mulai memainkan gagasan sebagai platform dirinya ke depan sekaligus sebagai calon pemimpin,” ungkap Rio Prayogo saat dikonfirmasi, Rabu (10/5/2023).
Baca juga: Deretan Kritik Anies Baswedan ke Pemerintahan Jokowi, Soal Mobil Listrik hingga Kemakmuran Tak Rata
Rio menerangkan, selama dalam koridor substansi yang benar, perdebatan publik seperti mobil listrik akan mencerahkan demokrasi Indonesia. Ia pun yakin jika kandidat capres lainnya akan turut menyuarakan argumentasinya masing-masing.
“Saya yakin akan diikuti oleh capres-capres lainnya. Karena inilah yang diharapkan publik agar masing - masing figur lebih mengekspos rencana kerja atau orientasi kebijakan jika terpilih nantinya,” paparnya.
Perdebatan yang substantif seperti ini, sambung Rio, jauh lebih bermanfaat daripada sekadar politik saling lempar retorika dan politik identitas yang justru menimbulkan kebisingan politik.
Baca juga: Gagasan Perubahan Anies Dinilai Buat NasDem Dilema sebagai Parpol Pendukung Pemerintahan Jokowi
“Saya pikir ke depan kebisingan politik selayaknya lebih didominasi oleh materi-materi diskusi yang berkaitan dgn gagasan dan ide bersifat programatik, ketimbang soal polarisasi semata,” pungkas Rio.
Anies Kritik Kebijakan Subsidi Mobil Listrik