Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Unit Daihatsu milik Toyota Motor akan menghentikan pengiriman semua kendaraan baik ke luar negeri maupun di Jepang setelah penyelidikan terhadap skandal keselamatan menemukan masalah pada 64 model, termasuk 22 model yang dijual dengan merek Toyota.
Panel independen telah menyelidiki Daihatsu setelah pada April lalu pihaknya melakukan uji keselamatan tabrakan samping yang dilakukan terhadap 88.000 mobil kecil, yang sebagian besar dijual dengan merek Toyota.
Baca juga: 1.300an Kendaraan Meriahkan Kontes Modifikasi Daihatsu Dress-Up e-Challenge 2023
Adapun laporan terbaru menunjukkan bahwa cakupan skandal tersebut jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya dan berpotensi mencoreng reputasi produsen mobil dalam hal kualitas dan keselamatan.
Toyota kemudian mengatakan "reformasi mendasar" diperlukan untuk merevitalisasi Daihatsu sebagai sebuah perusahaan selain peninjauan operasi sertifikasi.
“Ini akan menjadi tugas yang sangat penting yang tidak dapat diselesaikan dalam semalam,” kata juru bicara Toyota.
“Hal ini memerlukan tidak hanya peninjauan terhadap manajemen dan operasi bisnis, namun juga peninjauan terhadap organisasi dan struktur,” sambungnya.
Sebelumnya, surat kabar Asahi melaporkan bahwa Daihatsu telah melakukan kecurangan dalam uji keselamatan hampir semua model yang diproduksi saat ini serta beberapa mobil yang dibuatnya di masa lalu.
Daihatsu pun angkat bicara dan mengatakan pihaknya telah menemukan kesalahan tes yang dilakukan setelah adanya laporan whistleblower. Pihaknya juga mengatakan telah melaporkan masalah ini ke badan pengatur dan menghentikan pengiriman model yang terkena dampak.
Baca juga: Daihatsu Aplikasikan Pembangkit Listrik Panel Surya di Pabrik Karawang
Perusahaan kemudian menghentikan penjualan kendaraan listrik hibrida Toyota Raize dan model Rocky miliknya setelah juga menemukan masalah dalam pengujian kedua model tersebut.
Daihatsu sendiri telah memproduksi 1,1 juta kendaraan selama 10 bulan pertama tahun ini, hampir 40 persen di antaranya diproduksi di luar negeri, menurut data Toyota. Perusahaan ini menjual sekitar 660.000 kendaraan di seluruh dunia selama periode tersebut dan menyumbang 7 persen dari penjualan Toyota.