Laporan Tribunnews BatamDewi Haryati
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Sedikitnya 100 ribu warga Batam yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014, ternyata tidak memiliki nomor induk kependudukan (NIK) atau tergolong fiktif.
"Dari 718.603 DPT, sedikitnya 100 ribu orang tak memunyai NIK. Kami sudah berkordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam untuk dilakukan perbaikan," ucap Ahmad Yani, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batam kepada Tribun, Senin (11/11/2013).
Meski mengakui adanya persoalan itu, Yani menepis anggapan ratusan ribu pemilih itu fiktif. Ia menegaskan, pihaknya dapat membuktikan kebenaran data verifikasi pemilih sebelum ditetapkannya DPT tersebut.
"Bukan berarti ada pemilih fiktif, kami bisa buktikan orangnya memang ada. Kecuali mereka melakukan mobilisasi ke luar daerah setelah didata," kata dia.
Tidak adanya NIK itu, lanjut Yani diketahui pihaknya saat Panitia Pelaksana Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan pemutakhiran data ke rumah-rumah penduduk beberapa waktu lalu.
Rata-rata pemilih yang tak memiliki NIK ini tinggal di kawasan perumahan padat penduduk. Umumnya mereka tidak mengurus kartu perpanjangan KTP yang sudah lama mati.
Itu sebabnya mereka tak punya NIK, yakni lantaran nomor digit KTP SIAK dan KTP kuning jumlahnya berbeda.
Selain itu, arus mobilisasi penduduk dari luar Batam juga memengaruhi DPT tak memiliki NIK ini. Di samping warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Klas II A Batam yang juga banyak tak memiliki NIK. Umumnya mereka berasal dari luar Batam.
"Di lapas juga banyak yang tak punya NIK. Bukan tak punya identitas, mereka punya tapi mungkin diambil dengan kerabat keluarganya. Jadi begitu ditanya, dia tidak ingat NIK-nya," ujar Yani.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Sadri Khairuddin, saat dimintai tanggapannya terkait DPT tak memiliki NIK ini mengatakan, banyaknya DPT yang tak memiliki NIK tersebut dimungkinkan akibat mobilisasi penduduk.
"Saat kami berikan daftar penduduk potensial pemilih pemilu, dari 800-an ribu itu sudah punya semua NIK-nya. Ketahuannya kan, saat KPU melakukan verifikasi. Bisa saja ada warga Tanjungpinang yang datang ke Batam saat itu," ucap Sadri.