TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla membantah pernyataan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal. Said menyebut Jokowi sebagai bapak upah murah.
"Tuduhan Said Iqbal, Jokowi bapak upah murah tidak berdasar," kata Poempida saat berkunjung ke redaksi Tribunnews.com, Kamis (5/6/2014).
Ia lalu membandingkan masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, upah buruh tidak naik hingga 30 persen. Sementara Jokowi yang memimpin Jakarta selama dua tahun menaikkan upah buruh hingga 53 persen.
"Mana yang proburuh. Saat jenderal yang mimpin DKI tidak sampai 15 persen," imbuhnya.
Menurut Anggota Komisi IX DPR itu, Said Iqbal sudah tidak murni memperjuangkan buruh.
"Sepertinya dia dijanjikan menjadi Menteri Tenaga Kerja. Saya berteman dengan dia, tapi disini ada yang salah karena politik praktis dengan mengatasnamakan buruh," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak untuk mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung pada pilpres 9 Juli mendatang.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, sosok Jokowi sudah terbukti tidak berpihak pada kepentingan para buruh.
"Kita enggak mau pilih Jokowi, si bapak upah murah, kita enggak akan mendukung yang pro kebijakan upah murah," kata Iqbal saat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Menurut Iqbal, Jokowi sudah terlihat tidak berpihak kepada buruh saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kebijakan Jokowi yang menetapkan upah minimum Rp2,4 juta bagi buruh di wilayah DKI Jakarta dinilainya sangat tidak layak.
Iqbal khawatir, jika Jokowi terpilih sebagai presiden, nantinya kebijakan serupa akan kembali diterapkan.
Sementara Prabowo, menurut dia, sangat memiliki komitmen terhadap nasib buruh karena bersedia menandatangani kontrak politik yang berisi 10 tuntutan KSPI.
"Jokowi kami sudah mencoba bertemu tiga kali, tiga-tiganya dia menolak. Jangankan untuk tanda tangan, untuk ketemu saja tidak mau," ujarnya.