News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Calon Presiden 2014

Keliru Bila Ada Capres Klaim Didukung NU

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto didampingi Calon Wakil Presiden masing-masing, Hatta Rajasa, serta Jusuf Kalla usai melakukan debat di Hotel Gran Melia, Jakarta, Minggu (15/6/2014). Debat Capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum tersebut merupakan rangkaian menuju proses Pilpres yang akan digelar 9 Juli mendatang. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nahdlatul Ulama bersikap netral dalam pemilu presiden 9 Juli mendatang. NU memberikan kebebasan kepada warga Nahdliyin untuk memilih calon presiden dan wakil presiden mana pun.

"Kalau ada klaim dari capres atau parpol yang didukung NU, itu keliru," ujar Ketua Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendi Yusuf saat diskusi bertajuk "Perspektif Indonesia: Faktor Islam di Pilpres 2014" di Jakarta, Sabtu (28/6/2014).

Dia mengatakan, prinsip untuk kembali netral dalam politik merupakan khitah NU yang disepakati dalam muktamar organisasi tahun 1984 di Situbondo, Jawa Timur.

Menurut dia, sebagai salah satu pimpinan NU, dia ingin menjaga khitah tersebut agar tidak ternodai dalam Pilpres 2014.

"Kalau banyak sekali kiai-kiai yang ikut kelompok Prabowo atau Jokowi itu mesti dibaca sebagai warga yang kebetulan anggota NU," ucapnya.

Mantan anggota DPR RI itu hanya meminta kepada warga Nahdliyin untuk menentukan pilihannya berdasarkan pemimpin yang demokratis, berbudi pekerti baik, serta menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, dia juga meyakini, warga Nahdliyin pada akhirnya memilih pemimpin yang bisa memberikan manfaat bagi umat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini