TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Al Khaththath mengimbau semua Umat islam memenuhi masjid hingga musala pada hari pencobolosan 17 April 2019.
Pria bernama asli Muhammad Gatot Saptono itu menginginkan adanya gerakan Subuh Akbar Indonesia pada hari tersebut, sebelum masyarakat datang ke TPS masing-masing.
"Subuh yang jumlah jemaahnya membeludak seperti Idul Fitri dan diselenggarakan di seluruh NKRI, tentu daerah-daerah yang ada masjid dan musalanya," katanya, dalam acara Apel Siaga 313 di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019).
Salat subuh berjamaah, kata Al Khathath, bertujuan agar masyarakat dapat menangkal 'serangan fajar'.
"Tolong tanggal 17 April, di masjid masing-masing. Satu jam sebelum subuh warga dipanggil ke masjid, supaya menghindari serangan fajar. Nanti kan banyak yang nyawer," ucapnya di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019).
Baca: Maruf Amin Batal Hadiri Kampanye PDIP di Senayan
Pun, Al Khathath mengasihani KPK yang akhir-akhir ini rutin menggelar operasi tangkap tangan (OTT).
Harapannya, dengan salat subuh berjamaah, OTT makin berkurang terhadap caleg nakal.
"Kan sudah ketangkap tangan, kasihan KPK, caleg akan banyak puluhan ribu kalau mau OTT semua. Kan KPK capek. Kita lawan dengan salat subuh berjemaah," ujarnya.
Al Khaththath mengingatkan agar jemaah memilih calon presiden yang amanah dan adil.
Menurutnya, amanah dan adil adalah faktor utama dalam memilih pemimpin.
"Pilih pemimpin yang mengemban amanat rakyat dan memerintah dengan adil. Kita perlu presiden yang amiinan (amanah), enggak harus namanya Amin. Dan adiilan (adil), ini Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) presiden," tuturnya.
Dengan gerakan Subuh Akbar Indonesia, kata Al Khaththath, panitia di setiap TPS akan dibentuk untuk mengajak seluruh Umat Islam salat subuh berjemaah.
"Kalau masjid besar bisa muat 1.000 orang atau 5 TPS. Kita punya panitia di setiap TPS dan panitia gabungan di masjid-masjid. Kita ikat hatinya, kita luruskan, kita tautkan bahwa ikut pemilu karena agama," ujarnya.
Sebab, kata Al Khaththath, pemilu tanpa menyertakan agama tidak akan mendapatkan pahala.