Ia menuding kejadian tersebut merupakan kesalahan sistem.
Oleh sebab itu pihaknya meminta kejelasan bagaimana nasib anak-anak yang diterima di SMA 1 Purwantoro.
"Nasib anak-anak itu apakah mau diterima di Purwantoro apa mau dialihkan," tanyanya.
Kekecewaan juga dirasakan Metasari warga Gedawang yang anaknya harus sekolah hingga SMA 1 Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Dirinya menyesalkan kenapa tidak ada pilihan lain sekolah zonasi terdekat.
"Anak saya daftar di SMA 4 terlempar di SMA 9 tiba-tiba terlempar di SMA 1 Purwantoro," tuturnya.
Dirinya menyebut sejak awal membuka Web PPDB online SMA 1 Wonogiri ada di dalam pilihan zona. Dia meminta agar anaknya tidak memilih SMA itu.
"Tidak diklik pun akhir terlempar di situ (SMA 1 Purwantoro) pada hari kedua," jelasnya. Meta menuturkan selama ini mencarikan sekolah anaknya yang terdekat dan berkualitas. Namun hal tersebut di luar rencananya.
"Peserta didik yang diterima di SMA 4 yang berasal dari zonasi hanya puluhan dan ada juga luar zonasi. Kalau membuat sistem zonasi harus memperhatikan sarananya," tutur dia.
Ia menuturkan akibat terlempar jauh, anaknya harus dipindahkan ke SMK swasta yang ada di Kota Semarang. Meta enggan mendaftarkan anaknya SMA swasta.
"Kenapa saya tidak mau di SMA Swasta. Sama-sama jaraknya yang jauh tapi anak saya bisa mempunyai skill (keahlian) jika berada di SMK swasta," terangnya.
Sistem dari dinas
Sementara itu, Admin PPDB SMA 4 Eko Sawardi menuturkan sistem PPDB telah diatur oleh Dinas. Sistem tersebut akan mencarikan sekolah ketika calon peserta tidak diterima.
"Misal seorang siswa mendaftar lima sekolah. Kalau tidak ada yang menerima sistem akan mencarikan sekolah lain," jelas dia.
Eko menyebut dalam sistem tersebut sekolah terdekat yang kekurangan murid berada di Wonogiri. Namun pihaknya enggan menjawab saat ditanya mengenai jarak antara Kelurahan Gedawang dengan SMA 1 Purwantoro.