Bila melihat pada keempat baris puisi tersebut, Sri Purnawarman mengesahkan dirinya sebagai perwujudan Dewa Wisnu di dunia.
Oleh karena itu, rakyat harus tunduk dan patuh kepada perintah Sri Purnawarman sebagaimana rakyat memuja Dewa Wisnu.
Prasasti Kebon Kopi
Pada Prasasti kebon Kopi, terpahat telapak kaki gajah milik Sri Purnawarman.
Prasasti ini menyebutkan jika gajah tunggangan Sri Purnawarman seperti Airawata, yakni Vahana atau kendaraan Dewa Indra.
Berikut alih aksara Prasasti Kebon Kopi dan terjemahannya:
—-jayaviśālasya tārūme(ndra)sya ha(st)inaḥ —-(°airā) vatābhasya vibhātīdam=padadvāyaṃ ||
“Di sini tampak sepasang tapak kaki … yang seperti (tapak kaki) Airawata, gajah penguasa Tārūmā (yang) agung dalam … dan kejayaan,”.
Pada terjemahan tersebut Sri Purnawarman mengesahkan kekuasaannya melalui penyimbolan dirinya sebagai Dewa Indra yang merupakan Dewa Perang, Dewa Cuaca, dan Penguasa Kahyangan dalam agama Hindu.
Secara Simbolis, vahana atau kendaraan yang ditunggangi Sri Purnawarman sianggap sema seperti milik Dewa Indra.
Baca juga: Mengenal Thomas Alva Edison, Sang Penemu Bola Lampu Pijar yang Mengubah Dunia
Baca juga: Lingkungan Hidup: Berikut Penjelasan, Macam-Macam, Unsur, Kerusakan, serta Upaya Pelestariannya
Prasasti Pasir Jambu
Sri Purnawarman juga mencitrakan dirinya sebagai raja yang tangguh, perkasa, dan ditakuti musuh sehingga layak untuk dihormati oleh rakyatnya.
Dalam Prasasti Pasir Jambu, Sri Purnawarman disebut sebagai raja yang gagah dan termasyhur.
- śrīmān=dātā kṛtajño narapatir=asamo yah purā [tā]r[ū]māya[ṃ] | nāmnā
śrīpūrṇṇavarmmā pracuraripuśarābhedadyavikhyātavarmmo |