Jika massa total bintang cukup besar (sekitar tiga kali massa Matahari), secara teoritis dapat dibuktikan tidak ada gaya yang dapat menahan bintang dari kehancuran karena pengaruh gravitasi.
Namun, saat bintang itu hancur, waktu di bintang tersebut melambat.
Kemudian, bintang yang hancur disebut objek runtuh yang membeku.
Bahkan lubang hitam yang lebih besar dapat dihasilkan dari tabrakan bintang.
Contohnya yang terjadi pada Desember 2004 ketika teleskop Swift NASA mengamati kilatan cahaya yang cepat dan kuat, yang dikenal sebagai semburan sinar gamma.
Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA kemudian mengumpulkan data dari peristiwa itu.
Kemudian, hasil pengamatan menunjukkan ledakan kuat dapat terjadi ketika lubang hitam dan bintang neutron bertabrakan, kemudian menghasilkan lubang hitam lain.
Baca juga: Mengenal Dampak Pergerakan Bulan: Pasang Surut Air Laut, Pembagian, dan Fase-fase Bulan
Bisakah Lubang Hitam Menghancurkan Bumi?
Lubang hitam tidak beredar di luar angkasa, sehingga tidak menarik bintang, bulan, dan planet.
Bumi tidak akan jatuh ke dalam lubang hitam karena tidak ada lubang hitam yang cukup dekat dengan tata surya bagi Bumi.
Jika lubang hitam dengan massa yang sama dengan Matahari menggantikan Matahari, Bumi tetap tidak akan jatuh, karena lubang hitam memiliki gravitasi yang sama dengan Matahari.
Bumi dan planet-planet lain akan mengorbit lubang hitam seperti saat mereka mengorbit matahari.
Matahari tidak akan pernah berubah menjadi lubang hitam, karena Matahari bukan bintang yang cukup besar untuk membuat lubang hitam.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait NASA