Namun, Boedi Oetomo tetap berpegang teguh pada prinsipnya untuk berjuang di bidang sosial-budaya dan pendidikan.
“Biar lambat asal selamat daripada hidup sebentar mati tanpa bekas”, itulah semboyan Boedi Oetomo yang menggunakan filsafat Pohon Beringin.
Meski tumbuhnya lambat, semakin lama semakin besar, kokoh, dan rindang.
Baca juga: Sejarah Kongres Perempuan Pertama: Diperingati Sebagai Hari Ibu Nasional Setiap 22 Desember
Meskipun Boedi Oetomo tidak langsung terjun ke bidang politik, namun semangat dan pemikiran para anggotanya.
Semangat itu telah menjadi pemicu api perjuangan untuk melepaskan bangsa ini dari jajahan kolonialisme.
Hingga berkembang menjadi organisasi pemuda pribumi pertama yang berjalan baik di Indonesia.
Berdirinya organisasi ini memicu semangat pergerakan nasional yang dibuktikan dengan banyak berdirinya organisasi politik.
Seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Muhammadiyah, dan masih banyak yang lainnya.
Perjuangan Boedi Oetomo telah mengubah perjuangan bangsa Indonesia yang awalnya secara dilakukan secara fisik menjadi perjuangan secara diplomatis.
Dibentuknya Boedi Oetomo juga mengubah perjuangan yang bersifat kedaerahan menjadi bersifat nasional.
Terakhir, Boedi Oetomo telah memprakarsai satu hal yang paling penting.
Yaitu membangkitkan semangat nasional untuk mencapai Indonesia merdeka.
Organisasi ini berakhir pada tahun 1935 ketika bergabung dengan Parindra.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)