Mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan belajarnya.
4. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong-royong.
Kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan.
Terdapat tiga elemen kunci gotong royong yakni:
- Kolaborasi
Bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain.
- Kepedulian
Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di lingkungan fisik sosial.
- Berbagi
Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat.
Baca juga: Kemendikbudristek: Mahasiswa Kreatif Harus Memiliki Profil Pelajar Pancasila
5. Bernalar kritis
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Terdapat empat elemen kunci dari bernalar kritis yakni:
- Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
Dalam pengambilan keputusan, menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan.
- Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Memiliki rasa keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh, serta mengolah informasi tersebut.
- Merefleksi pemikiran dan proses berpikir
Melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan.
- Mengambil keputusan
Mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai sumber, fakta dan data yang mendukung.
6. Kreatif
Dalam buku panduan itu disebutkan bahwa pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Terdapat dua elemen kunci dari kreatif yakni:
- Menghasilkan gagasan yang orisinal
Menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana, seperti ekspresi pikiran dan/atau perasaan, sampai dengan gagasan yang kompleks untuk kemudian mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya guna mengatasi persoalan dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
- Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Indonesia Kekurangan Ahli IT, Perlu Penguatan Kurikulum Teknologi di Pendidikan Tinggi
Kemendikbud menjelaskan bahwa keenam karakteristik dalam ciri utama tersebut terwujud melalui penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.
Di mana keduanya adalah fondasi bagi segala arahan pembangunan nasional.
Kegunaan Profil Pelajar Pancasila
Dikutip dari laman resmi Pusat Informasi Guru Kemendikbud terdapat beberapa kegunaan Profil Pelajar Pancasila, yakni:
1. Menerjemahkan tujuan dan visi pendidikan ke dalam format yang lebih mudah dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan pendidikan.
2. Menjadi kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia.
3. Tujuan akhir segala pembelajaran, program, dan kegiatan di satuan pendidikan.
Itulah penjelasan tentang Profil Pelajar Pancasila sebagaimana dikutip langsung dari bahan ajar yang dibagikan Kemendikbud.
Bagi yang ingin mengetahui tentang contoh alur perkembangan Nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, bisa langsung unduh bahan ajar di sini.
(Tribunnews.com/Fajar)