“Onset keluhan gejala endometriosis walaupun banyak ditemukan pertama kali pada masa remaja, tetapi inisiasi dan perkembangan patofisiologi penyakit sudah dimulai dari sejak pertama kehidupan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, terapi pilihan pertama adalah terapi medisinal dan pilihan kedua adalah pembedahan, dengan fokus tatalaksana terapi saat ini dan masa depan adalah preservasi fertilitas.
Pada terapi medisinal digunakan pil kontrasepsi, progestin yang mempunyai ketahanan terhadap resistensi progesteron, GnRH agonis dan antagonis.
"Pilihan pembedahan dapat dilakukan pembedahan konservatif sampai radikal, hal ini dilakukan bilamana sudah mengganggu organ vital seperti ureter, usus dan kandung kemih,” bebernya.
Dia menambahkan, Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB) diperlukan unuk menatalaksana fertilitas dengan endometriosis.
Pada endometriosis derajat ringan dapat dilakukan inseminasi dengan stimulasi ovarium, sedangkan pada endometriosis derajat sedang dan berat, apalagi disertai dengan gangguan tuba, adanya faktor pria, dan terdapat kegagalan pengobatan sebelum, dapat dilakukan Fertilisasi In Vitro.
Pendekatan multidisiplin pada penanganan endometriosis diperlukan untuk beragam target terapi, mencegah kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup.
“Immunoterapi saat ini dikembangkan untuk meningkatkan potensi sistem immunitas yang abnormal pada endometriosis seperti defek pada sel NK," ungkapnya.
Stemcell dikembangkan sebagai terapi non-invasif untuk meningkatkan regulasi imunitas sel dan humoral serta mencegah terjadinya jaringan parut pada ovarium.
"Selain itu, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan keniscayaan dalam tatalaksana endometriosis untuk mengatasi patofisiologi endometriosis yang kompleks,” jelasnya.
Dengan berbekal empat akar pembuatan kecerdasan buatan yaitu Machine learning (ML), Natural Language Processing (NLP), Artificial neural networks (ANN), dan Computer Vision (CV).
"Kita dapat membuat kecerdasan buatan baru yang membantu tatalaksana endometriosis di masa mendatang dengan memperbaiki kemampuan diagnostik, meningkatkan terapi personal, memperbaiki luaran operasi, mencari patofisiologi dan memperbaiki keakuratan derajat keparahan endometriosis,” tutupnya.