TRIBUNNEWS.COM - Lionel Scaloni telah membangun fondasi Argentina dalam dua tahun terakhir jelang Piala Dunia Qatar 2022.
Sejak kekalahan semifinal Copa America 2019 dari Brasil, tim asuhan Lionel Scaloni tidak terkalahkan dalam 33 pertandingan.
Argentina di bawah asuhannya sukses meraih trofi Copa America tahun 2021 untuk yang pertama sejak 1993.
Lalu lolos ke Piala Dunia Qatar 2022 dengan meyakinkan, serta mengalahkan juara Eropa Italia di Wembley.
Baca juga: Daftar 28 Pemain Argentina yang Dipanggil untuk Laga Persahabatan Melawan Honduras dan Jamaika
Berkaca pada Piala Dunia 2018, Argentina begitu kacau karena hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.
Jorge Sampaoli yang menjadi juru taktik ketika itu dipecat dan digantikan dengan pelatih muda untuk sementara, yakni Lionel Scaloni.
Berjalannya waktu, Lionel Scaloni membentuk timnya dengan penuh kekuatan.
Bahkan timnya mendapat sebutan di Argentina untuk saat ini sebai Scaloneta yang artinya rumah yang dia (Lionel Scaloni) bangun.
Pada masa Sampaoli yang dinamis, Argentina tidak didukung dengan bek yang cepat dan penjaga gawang yang bisa memainkan bola.
Dengan skuat tua yang dimiliki Sampaoli ketika itu, Argentina tertatih-tatih, termasuk ketika dihajar Rusia tiga gol tanpa balas.
Argentina yang ketika itu dalam masalah sulit keungangan tak segan memecat Sampaoli yang memiliki gaji besar.
Lalu datanglah Scaloni.
Filosofi yang dia pegang dengan memainkan bola cepat, merebut dengan cepat, lalu counter dengan cepat pertahanan lawan.
"(Finalis Piala Dunia 2018) Prancis dan kroasia mencuri bola dan berada dalam posisi untuk menembak dalam 3 atau 4 detik," adalah kesimpulan pasca-Piala Dunia Rusia menurut Scaloni, dikutip dari ESPN.