Ia memberikan kekayaan kepada tuannya seperti tugas sosok tuyul.
“Jelas, ada persamaan antara gundul dan tuyul,” kata Boomgard.
“Gundul kemudian hilang begitu saja pada 1930-an dan 1940-an. Dan inilah saatnya tuyul memulai kariernya," tambahnya.
Setan gundul yang dimaksud Andi Arief merupakan istilah politik yang pernah muncul pada masa akhir Orde Baru.
Baca: Kubu Jokowi Berharap Prabowo Keluar dari Dekapan Setan Gundul yang Disebut Andi Arief
Baca: Tanggapi Cuitan Andi Arief Soal Setan Gundul, Mahfud MD : Ditunggu Saja, Tak Usah Membuat Kekisruhan
Menurut Agus R. Sardjono, disebutnya setan gundul membuat prestise hantu menjadi naik.
“Kata ini digunakan untuk pihak-pihak yang membakar atau menimbulkan huru-hara, baik dalam demonstrasi maupun kerusuhan biasa,” tulis Agus dalam Bahasa dan Bonafiditas Hantu.
Baca Juga : Keluarkan Suara Tangis, Bayi 5 Hari Ini Berhasil Diselamatkan Setelah Ditemukan Tergeletak dalam Mesin Laundry
Istilah setan gundul pertama kali disampaikan oleh Presiden Soeharto.
Menurut laporan Peristiwa 27 Juli yang diterbitkan Institut Studi Arus Informasi (1997), pada mulanya adalah pernyataan Presiden Soeharto ketika menerima pengurus DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dua hari menjelang Peristiwa 27 Juli 1996 (Kudatuli).
Kepada Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI dan kawan-kawannya, Soeharto mengatakan agar mewaspadai setan-setan gundul yang ikut bermain dalam kemelut PDI.
Baca: Kata Politisi Hanura, Masyarakat Menduga Ini Sosok Setan Gundul yang Disebut Andi Arief di Twitter
Memang pernyataannya tidak menyebut secara eksplisit siapa yang dimaksud setan gundul itu.
Namun, lewat Soerjadi, Soeharto agaknya menuding maksud setan gundul adalah kekuatan anti pemerintah yang bergabung dalam wadah Majelis Rakyat Indonesia (MARI).
Soerjadi, Ketua Umum DPP PDI 1986-1993.
Terbentuknya MARI memang berkaitan dengan kemelut PDI.