MARI merupakan koalisi 30 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan ormas-ormas yang mendukung Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI yang terpilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993.
MARI didirikan pada 26 Juni 1996 di kantor YLBHI di Jalan Diponegoro 74 Jakarta.
Pada saat itu pemerintah tidak mengakui Megawati sebagai Ketua Umum PDI karena disinyalir masih berkaitan dengan MARI.
Dalam Kongres PDI di Medan pada 1996, pemerintah mendukung Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.
Mega mempertahankan posisinya sebagai Ketua Umum PDI.
Baca: DIALOG: Menerka Sosok Setan Gundul Pembisik Prabowo (Bag. 1)
Baca: DIALOG: Menerka Sosok Setan Gundul Pembisik Prabowo (Bag. 2)
Kubu Soerjadi yang didukung pemerintah merebut paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro Jakarta pada 27 Juli 1996.
Peristiwa Kudatuli itu menelan korban jiwa dan membuat beberapa aktivis mendekam di penjara.
Menurut laporan Peristiwa 27 Juli 1996, pernyataan setan gundul dari Presiden Soeharto yang terkesan guyonan itu ternyata berdampak luas di kemudian hari.
Setelah meletus peristiwa 27 Juli 1996, aktivis-aktivis LSM tergabung dalam MARI distigma sebagai setan gundul itu diburu oleh aparat.
Karena, seperti halnya PRD (Partai Rakyat Demokratik), mereka bukan saja dianggap ikut bermain dalam kemelut PDI, melainkan juga dituduh sebagai penggerak terjadinya kerusuhan Sabtu kelabu itu.
(GridHot.ID/Nicolaus Ade Prasetyo)
Artikel ini telah tayang di GridHot.ID dengan judul Fenomena Setan Gundul, Pernah Hantui Kejayaan Orde Baru dan Muncul Kembali Usai Pemilu 2019