"Ya, yang lain memiliki intergritas, memiliki kapabilitas yang baik. Tapi yang paling penting adalah mampu mengeksekusi, memiliki kemampuan manajerial yang baik. Dua hal yang penting itu," katanya.
Namun Jokowi enggan berbicara mengenai komposisi menteri dari partai politik atau pun non politik.
Baginya, yang terpenting adalah kemampuan.
"Saya enggak berbicara masalah partai politik dan nonpartai politik. Lebih penting kemampuan, (seperti) yang saya sampaikan tadi," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Abdul Karding mengayakan, Jokowi tak akan mengalami kesulitan dalam memilih nama-nama yang akan mendampinginya.
Karding menilai, Jokowi telah memiliki kemampuan untuk melihat berbagai permasalahan di Indonesia.
Jokowi juga dianggap telah memiliki gambaran terkait siapa yang akan menjadi bagian dari pemerintahannya.
"Saya kira memutuskan kabinet ini tidak terlalu sulit bagi Pak Jokowi, karena beliau sudah cukup lama memerintah, kan sudah lima tahun,"
"Beliau (Jokowi) tentu sudah memiliki gambaran penglihatan terhadap siapa-siapa yang layak untuk dipilih, untuk menjadi bagian terpenting dari hak prerogatif beliau," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (1/7/2019).
Menurut Karding, ada kemungkinan Jokowi akan mengajak partai pendukung, tokoh, maupun relawan untuk meminta masukan.
Baca: Ditanya Peluangnya Jadi Menteri Jokowi, Yusril: Jadi Advokat Lebih Menyenangkan
Baca: TKN Hargai Keputusan Sandiaga Uno Ingin Jadi Mitra Penyeimbang Pemerintahan Jokowi
"Itu tinggal penyelesaian dengan diskusi dengan para parpol pendukung meminta masukan dan saran dari banyak pihak," kata dia.
Beberapa waktu lalu, PKB juga telah menyodorkan 20 nama kadernya sebagai calon menteri kepada Jokowi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Cak Imin, sapaan akrabnya, mengaku menyerahkan keputusan terkait nama yang akan dipilih kepada Jokowi.