"Tadi sudah saya sebutkan 20 nama (ke Presiden). Terserah beliau," katanya seusai pertemuan dengan Jokowi di Istana pada Selasa (21/5/2019) dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, Partai Golkar ingin mendapat jatah 4-5 kursi menetri dalam periode pemerintahan Jokowi selanjutnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewas Pakar Partai Golkar, Agung Lakson.
Agung menilai, Golkar memiliki hak tawar di antara partai anggota koalisi lainnya.
Beberapa hal seperti menjadi pemenang kedua serta pengusung pertama Jokowi menjadi alasan Golkar mengklaim memiliki hak tawar.
"Kami kan partai pemenang kedua dan kami partai yang pertama kali mengusung Jokowi lebih dulu, bahkan dari PDI Perjuangan dan Nasdem," ujar Agung di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (27/5/2019) dikutip dari Kompas.com.
Agung mengatakan, Golkar memiliki andil yang besar dalam kemenangan Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019.
Menurutnya, hal ini tidak terbatas hanya pada kampanye karena Golkar memiliki kader dan simpatisan yang besar.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin mendominasi sehingga mengurangi hak partai lain.
"Ini adalah posisi politik kami, dan kami tentu tidak kemudian menganggap secara keseluruhan didominasi. Wajar lah 4-5 kursi," kata Agung.
Baca: Soal Parpol Gabung Koalisi Jokowi, Pengamat Sebut Konsistensi PKS sebagai Oposisi Patut Diapresiasi
Baca: Gerindra Tunggu Hasil Pertemuan Jokowi-Prabowo Lalu Putuskan Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah
(Tribunnews.com/Miftah/Kompas.com)