News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Al Quran Menjelaskan Peradaban Manusia Zaman Dahulu

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan santri membaca Al Quran saat tadarus massal awal Ramadhan 1440 H di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan, Sumatera Utara, Senin (6/5/2019). Tadarus yang diikuti sedikitnya 3.200 santri tersebut merupakan kegiatan rutin selama bulan Ramadhan di pesantren tersebut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI

Di era Nabi Dawud,seni membikin kerajinan dari besimulai berkembang. Nabi Dawud mampu melunakkan besi untuk dijadikan baju perang (al-Anbiya’:80, Saba’:13).

Kemudian pada masa Nabi Sulaiman budaya membikin bangunan yang tinggi, istana, dan lain sebagainya demikian maju.

Nabi Sulaiman mampu menaklukkan Jin. Atas perintahnya mereka mampu membuat gedung gedung yang tinggi, patung patung, piring piring yang besarnya seperti kolam, periuk periukyang besar pula (Saba’: 13). Seni membuatlantai istana yang dilapisi kaca juga muncul pada periode ini dan mengecoh Ratu Balqis dari Yaman.

Al-Qur’an menyebutkan beberapa kebudayaan yang menciptakan peradaban yang tinggi seperti peradaban kaum Saba’ di Yaman yang negerinya subur makmur.

Negeri mereka diapit oleh dua perkebunan. (Saba’:15). Ratu Balqis di Yaman digambarkan oleh Al-Qur’an sebagai seorang ratu yang ditaati oleh rakyatnya yang menyembah matahari.

Dia mempunyai kekuasaan yang besar,mempunyai kekayaan yang melimpah.Singgasananyademikian besar dan megah. (an-Naml :23).

Dalam logika, Nabi Ibrahim mahir berdiskusi dan berdebat. Semua lawannya bertekuk lutut dan bungkam karenanya (al-Anbiya’:65, al-Baqarah:258). Nabi Yusuf memiliki strategi ulung dalam urusan logistik. Pada masanya muncul teori ekonomi yang berbasis pertanian (Yusuf:46-49).

Artikel ini telah tayang di gontornews.com dengan judul: https://gontornews.com/2018/07/17/al-quran-dan-peradaban-manusia-2/

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini