News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2024

Bolehkah Shalat Tahajud setelah Shalat Tarawih? Berikut Penjelasan Lengkap dengan Dalilnya

Penulis: Bangkit Nurullah
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Barat dan masyarakat berdoa sebelum melaksanakan salat tarawih berjamaah di Masjid Raya Al-Jabbar, Jalan Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/3/2023). Sebelum pelaksanaan salat tarawih berjamaah, Ridwan Kamil memberikan sambutan dan dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan Imam Besar Masjid Raya Al-Jabbar, KH Miftah Faridl. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM - Salah satu pertanyaan yang kerap muncul pada saat bulan Ramadhan ialah terkait hukum shalat tahajud setelah tarawih.

Sebagai informasi, bulan suci Ramadhan 2024/1445 H sebentar lagi akan tiba.

Dalam hal ini Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024.

Sedangkan pemerintah masih menunggu hasil dari sidang isbat yang akan digelar pada Minggu, 10 Maret 2024.

Ketika bulan Ramadhan, umat Islam akan berbondong-bondong datang ke masjid atau musala untuk shalat Isyak dilanjut dengan tarawih.

Namun, sebuah pertanyaan muncul yakni bagi orang yang sudah terbiasa melakukan shalat tahajud apakah di bulan Ramadhan masih bisa melaksanakannya?

Berikut penjelasan lengkapnya yang dilansir dari Suara Muhammadiyah

Shalat lail atau yang lebih sering disebut dengan shalat tahajud pada dasarnya sama dengan shalat tarawih, berdasarkan pada cara pelaksanaannya, yaitu shalat sunah pada malam hari yang dikerjakan setelah shalat Isyak.

Hanya saja istilah shalat tarawih digunakan untuk shalat lail yang dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat al-Bukhari sebagai berikut,

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا.

Dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman (diriwayatkan) bahwa dia bertanya kepada ‘Aisyah r.a.: Bagaimana tata cara shalat Nabi saw pada bulan Ramadhan? ‘Aisyah r.a. menjawab: Beliau shalat (sunah qiyamul–lail) pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalat lagi empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya kemudian beliau shalat tiga rakaat [H.R. al-Bukhari Nomor 3304].

Baca juga: 4 Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2024, Lengkap Seluruh Provinsi di Indonesia

Menilik hadis di atas, dapat dipahami bahwa Rasulullah saw tidak pernah menambah rakaat shalat malam melebihi dari sebelas rakaat, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Adapun tatacara pelaksanaannya yaitu dengan empat rakaat salam, empat rakaat salam, dan diakhiri dengan witir tiga rakaat. Namun selain dengan cara tersebut, terdapat beberapa formasi lain pada rakaat shalat malam, antara lain sebagaimana disebutkan pada hadis berikut,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini