Laporan Wartawan Tribun-medan.com, Dedy Sinuhaji
TRIBUNNEWS.COM, KABANJAHE - Akibat hujan debu dan letusan yang diikuti lahar panas dari kawah Gunung Sinabung, Jumat (27/8/2010) sekitar pukul 18.00 WIB, ribuan hektare lahan pertanian warga, Sabtu (28/8/2010), tertutup belerang. Hampir bisa dipastikan lahan tersebut rusak dan gagal panen.
Lahan pertanian yang paling banyak mengalami kerusakan terjadi di tiga desa, yaitu Desa Naman, Sigarang-garang, dan Sukanalu. Di ketiga desa ini sebagian besar warganya hidup dari sektor pertanian, khususnya petani kol, kopi, tomat, cabe, jeruk dan jagung. Sebagian besar petani kol yang luas lahannya mencapai ratusan hektare.
Karena itu, pasokan kol ke kota Medan dan beberapa kota-kota lainnya di Sumatera Utara terancam kekurangan dalam beberapa hari ini. Maklum, daerah Karo dikenal sebagai sentra pertanian kol, dan ratusan hektare lahannya kini terancam gagal panen karena ditutupi debu vulkanik Gunung Sinabung.
Pak Ginting, seorang petani asal Desa Sigarang-garang mengatakan, dirinya belum mengetahui pasti kondisi ladangnya. Sebab, sejak Jumat (27/8/2010) dia mengaku sudah tidak pergi ke lading lagi.
"Tapi hampir bisa dipastikan habislah ditutupi debu. Rumah kami saja sudah penuh debu," katanya kepada Tribun Medan di lokasi pengungsian di Kabanjahe, Sabtu (28/8/2010).
Walau akan kembali ke desanya siang ini, namun Pak Ginting mengaku belum berani untuk pergi ke ladangnya. Dia masih khawatir sewaktu-waktu ada letusan yang mengalirkan larva panas. Maklum, jarak dari desanya ke kaki Gunung Sinabung hanya sekitar 3 kilometer.
Sekadar mengingatkan, Gunung Sinabung sempat mengeluarkan asap tebal diiringi beberapa kali letusan yang diikuti aliran lahar panas, Jumat (27/8/2010) sekitar pukul 18.00 WIB. (*)
Ratusan Hektare Lahan Kol Tertimbun Belerang Sinabung
Editor: Harismanto
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger