Laporan Wartawan Tribun Jogja, Anugerah/Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Senin (8/11/2010) sekitar pukul 15.00 Terminal Jombor mendadak ramai. Bus-bus antarprovinsi mendadak memenuhi teminal.
Banyak penumpang menunggu di dalam terminal, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak muda. "Selain untuk menghindari bahaya Merapi, kampus saya juga diliburkan," terang Gina, mahasiswi Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga.
Ia mengatakan kampusnya dliburkan sampai 19 November 2010, sehingga ia memutuskan pulang ke Subang. Demikian halnya dengan Risky (18), mahasiswa Amikom semester 1. Ia mengaku merasa khawatir berada di Yogya karena musibah Merapi. Ibunya sampai datang ke Yogya untuk menjemput.
"Saya menjemputnya karena takut situasi Yogya, selain kuliahnya sedang libur," ujar Keny (52), orangtua Risky.
Beberapa tiket bus malam sudah habis terjual. Tono (45), penjual tiket bus malam Rahardja, mengatakan rata-rata penumpang biasanya hanya sekitar 20 orang per hari, sekarang 50 orang. "Sebagian besar memilih kelas eksekutif," terangnya.
Hal serupa juga diungkapkan Sony, agen tiket bus malam Putra Remaja. Ia mengatakan sore ini agennya sampai harus menambah satu armada bus.
"Untuk besok kami malah harus menambah dua armada," katanya. Sore ini agen tiket Putera Remaja sudah kehabisan tiket untuk ke Jakarta dan Sumatera.
Terminal Jombor Kebanjiran Penumpang
Editor: Kisdiantoro
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger