Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, SOLO - Setelah menjadi target bom bunuh diri 25 September lalu, pada Natal tahun ini Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton menjadi prioritas pengamanan.
Sebanyak 40 personel gabungan polisi dan ormas ikut mengamankan perayaan Natal di gereja tersebut agar aksi serupa tak kembali terjadi.
Dari 40 personel yang melakukan pengamanan, 23 di antaranya polisi. Sebanyak 17 personel sisanya berasal dari ormas di Solo yang pro aktif menjaga keamanan.
"Dari kepolisian, ada 23 personel. Mereke disebar ke berbagai titik," kata Wakapolsek Jebres AKP Pani, Sabtu (24/12/2011). Jumlah personel yang ditempatkan tersebut cukup banyak karena jumlah jemaah di GBIS Kepunton mencapai 2.000 lebih.
Dari jumlah tersebut, penjagaan personel keamanan lebih difokuskan pada pengamanan secara tertutup. Artinya, polisi berpakaian preman akan lebih banyak daripada berseragam lengkap dengan senjata.
"Pengamanan secara tertutup ini dilakukan agar jemaat tak merasa was-was. Kalau petugas pakai seragam, mungkin jemaat jadi tak khusyu saat beribadah," katanya lagi.
Menurut Widyo Hermawan, pengurus GBIS Kepunton, tiga bulan pasca ledakan bom, jemaat yang ada sudah kembali beraktifitas normal. Termasuk jemaat yang mengalami traumu karena berada di dalam gereja saat peristiwa terjadi.
"Sudah seperti biasa, kembali normal. Pihak gereja juga mengupayakan, siraman rohani kepada jemaat," katanya.
Terkait keamanan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke kepolisian setempat. Pihak keamanan gereja, akan membantu semaksimal mungkin, dengan peralatan yang ada.
Sebagai langkah antisipasi masuknya bahan peledak atau senjata tajam, keamanan internal GBIS Kepunton telah menyiapkan metal detector guna mengantisipasi adanya bom.
"Seluruh CCTV yang ada juga dipastikan berfungsi baik," ujarnya.