TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kecelakaan maut di kawasan Cisarua Puncak, Bogor menewaskan 14 orang dan 40 orang terluka. Bus Kurnia Bhakti dari Garut tujuan Jakarta menghantam sembilan mobil dan bus serta beberapa sepeda motor di sekitar Hotel Safari Garden.
Salah seorang saksi mata sekaligus korban bernama Didi. Dia adalah penumpang busĀ Doa Ibu yang melaju dari Jakarta menuju Tasikmalaya. Bus Doa Ibu melaju dari arah berlawanan dengan Bur Kurnia Bhakti.
Namun bus tersebut tiba-tiba ditabrak keras oleh Karunia Bhakti dari arah Garut menuju Jakarta. "Awalnya bus jalan biasa saja. Di Cisarua, tiba-tiba duarr. Bus yang kami tumpangi ditabrak bus Kurina Bhakti," ujar Didit yang mengalami luka ringan usai diobati di RS Paru Cisarua, Jumat (10/2/2012) malam.
Didi menceriterakan, ia pulang kerja dari kawasan Serang, Banten dengan menumpang Bus Doa Ibu. Rencananya ia akan turun di rumahnya di Cianjur untuk bertemu keluarga.
Didi duduk di bangku ketiga dari belakang pada posisi sebelah kanan atau sederet dengan sopir. Saat itu, penumpang bus Doa Ibu penuh.
"Bagian kanan bus ditabrak keras dari depan ke belakang. Seluruh kaca di bagian kanan pecah, besi-besi berjatuhan," ujar Didi.
Saat membuka mata, persis di depan Didi besi-besi pegangan sudah ada di depan matanya. "Anehnya, di bagian depan senyap, banyak yang pingsan," ujar Didi yang mengalami luka lecet karena terkena pecahan kaca.
Kakinya pun sedikit terjepit karena kursi. "Luka saya hanya lecet sedikit. Di kedua dengkul juga lecet. Tadi kursi saya terjepit karena pas kecelakaan kaki saya lipat. Jadi bisa keluar dari bus," ujarnya.
Saat melihat ke depannya, penumpang yang persis duduk depannya sudah terjepit. "Saya tidak sempat menolong karena posisinya terjepit. Lukanya parah," lanjut Didi.
Didi juga melihat, ada penumpang lainnya yang kepalanya pecah. "Kepalanya sudah tak berbentuk," lanjutnya.