Tribunnews.com, Bireuen — Salah satu isu yang paling santer menyeruak dan meresahkan masyarakat di kawasan Lampahan dan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah, Nanggroe Aceh Darussalam, setelah gempa berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang bumi Serambi Mekah, Selasa (2/7/2013), adalah aktifnya Gunung Burni Telong. Mengapa?
Jawabannya adalah trauma tsunami pada 26 Desember 2004 dan sulitnya akses untuk menyelamatkan diri. Di kawasan ini, ada enam gunung api aktif. Ketika gempa diikuti tsunami pada 2004, ada perubahan mencolok pada gunung-gunung api tersebut.
Rian, warga Simpang Balek yang berdekatan dengan lokasi pemandian air panas di Bener Meriah, adalah salah satu warga yang mengaku resah dengan gempa dan isu aktivitas gunung berapi itu. "Bagaimana tidak resah, jika ingin melarikan diri jika sewaktu-waktu terjadi hal buruk, akses jalur transportasi tidak semudah di daerah lain," terang pedagang buah itu.
Diakuinya, letak geografis dua kabupaten "dingin" tersebut membuat akses yang ada menjadi tidak mudah ditempuh bila cuaca tidak bersahabat. "Salah satu jalur utama menuju Aceh Tengah dan Bener Meriah adalah Jalan Bireuen-Takengon," sebut Rian via telepon genggam, Selasa (2/7/2013).
Menurut Rian, kondisi badan jalan yang saat ini memang sudah lebih baik setelah ada pelebaran dan pengaspalan hotmix. Tetapi, ujar dia, keselamatan pelintas tetap tidak terjamin bila sewaktu-waktu ada bencana alam. Selain terjal, ada banyaknya jurang di kiri dan kanan badan jalan.
Hingga Selasa tengah malam, setidaknya telah terjadi tujuh kali gempa susulan di Aceh. Setelah gempa susulan berkekuatan 5,5 skala Richter pada pukul 20.55 WIB, satu gempa susulan kembali terjadi dengan kekuatan 5,3 skala Richter pada pukul 22.36 WIB, seperti dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Syahnan mengatakan, gempa yang berpusat di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan gempa tektonik akibat pergerakan Patahan Semangko. Patahan tersebut membentang sepanjang 1.900 kilometer di Pulau Sumatera. "Bukan karena aktivitas gunung berapi," tepis dia.