TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan, sekolah yang disediakan untuk anak pengungsi Syiah Sampang punya kualitas dan standar pendidikan nasional.
"Pokoknya selain pendidikan tinggi, nanti akan disiapkan semua disana. Kebijakan itu sebagai bentuk privelege. Kan semua yang bersifat khusus, maka akan diputus secara khusus juga," ujar Soekarwo didampingi Wagub Syaifullah Yusuf, usai membuka acara Surabaya Sarungan di Graha Astranawa, Kamis (4/7/2013).
Meski sekolah berada di dalam tempat pengungsian, orang nomor satu di Jatim tersebut menyatakan bahwa sifat pendidikannya formal dengan model klasikal sesuai proses belajar mengajar serta punya akreditasi dan diakui negara.
"Dengan begitu, ketika (misalnya) pindah sekolah ke luar, akreditasinya diakui dan tidak terjadi masalah. Jadi model pendidikannya, tidak dilakukan hanya dengan mengundang guru untuk datang mengajar disana," kata Pakde Karwo.
Asisten III Bidang Kesra Setdaprov Jatim Edi Purwinarto menambahkan, ada 48 orang anak pengungsi Syiah yang akan dilayani hak pendidikannya di area Rusun Puspa Agro. Rinciannya, 17 anak usia PAUD, 10 anak TK, 19 siswa SD, dan 2 orang siswa SMP.
"Selain anak-anak usia sekolah saja, para orang tua yang berusia 35 tahun ke atas juga kita berikan layanan pendidikan melalui kejar paket," tukas Edi.(Mujib Anwar)
Soal BAB 4 Matematika Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Beserta Kunci Jawaban, Pengukuran Luas dan Volume
KPU Sabu Raijua Klarifikasi Dokumen Krisman Riwu Kore yang Tersebar di Media Sosial - Pos-kupang.com