Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNNEWS.COM, AMURANG - Pengucapan syukur Minahasa Selatan (Minsel) arus lalu lintas macet. Ratusan kendaraan roda dua dan empat, terjebak kemacetan di sepanjang Jalan Trans Sulawesi, Minggu (14/7/2013). Kemacetan terparah terjadi mulai Tumpaan hingga Desa Kapitu, Kecamatan Amurang Barat.
Sejak pagi hari, bersamaan banyaknya tamu dari Manado dan berbagai daerah di Sulawesi Utara yang mulai berdatangan sudah terlihat antrean kendaraan. Kondisi bertambah parah saat arus balik (pulang), antrean kendaraan terjadi hingga berkilometer pajangnya.
Arus balik usai pengucapan syukur mulai nampak terjadi sekitar pukul 15.00 Wita. Kemacetan mulai terjadi dari Kapitu hingga Popontolen atau Maruasey.
Hingga saat ini, nampak pergerakan kendaraan khususnya mobil masih melambat, dan padat merayap, sementara kendaraan motor bejalan normal, karena bisa menyisip di sela-sela antrean mobil.
Polisi dan petugas yang disebarkan di beberapa titik, tidak bisa berbuat banyak untuk mengurai kepadatan kendaraan yang terjadi, namun upaya untuk memperlancar jalur tetap terus dilakukan.
Pada kendaraan yang pulang, nampak terlihat juga penuh dengan muatan, seperi dodol ataupun nasi jahe, sebagai oleh-oleh pengucapan syukur.
"Wah cukup melelahkan juga, tapi tidak apa-apa, namanya juga pengucapan syukur, banyak bawaan juga," jelas Brian pengemudi yang lewat.
Ia menambahkan, sudah beberapa jam namun pergerakan mobil yang dikemudikannya hanya beberapa meter saja."Sudah dari tadi, tapi jalan mobil pelan sekali, tidak tahu sampai jam berapa sampai di Manado," jelasnya.
Diprediksikan, jalanan di Minsel akan kembali normal, hingga pada Senin (15/7) dini hari nanti.
Begitu juga dengan warga lainnya. Apri mengaku untuk perjalanan dari kampungnya di Desa Kapitu, Amurang Barat sampai di Kota Manado membutuhkan waktu lebih dari empat jam. Padahal jika arus lalu lintas normal hanya membutuhkan waktu 1,5 jam. Kemacetan paling parah mulai Kampung Mobongo, Kelurahan Kawangkoan Bawah sampai Kelurahan Pondang.