Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Impian demi impian yang diperjuangkan oleh 10 penggowes yang juga pengungsi Syiah Sampang yakni Pujadin, Pukaman, Mahrus, Matrosyid, Jeli, Anwar, Rohman, Muis, Syamsuri dan Abdul Basyid terwujud.
Setelah selama 16 hari, mulai 1 hingga 16 Juni 2013 menggowes sepeda dari Sampang menuju ke Jakarta, sampai akhirnya bisa bertemu dengan presiden SBY pada 14 Juli 2013 pukul 21.00 WIB di Cikeas.
Di pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit itu, SBY berjanji pada akhir Juli nanti akan memfasilitasi para pengungsi Syiah Sampang yang kini berada di Rusunawa Puspo Argo, Sidoarjo untuk bisa pulang dan berlebaran di kampung halaman mereka yakni di Desa Karang Gayam dan Bluuran.
Kepada Tribunnews.com, Pujadin seorang penggowes menuturkan jika memang sudah sampai di kampung halaman, dia dan keluarga akan melakukan syukuran.
"Kalau saya sudah sampai di kampung, saya pasti syukuran, selametan. Yah kalau disana itu biasanya potong kambing," ujar Pujadin, di kantor Dewan Pimpinan Pusat Ahlulbait Indonesia (ABI), Jakarta Selatan.
Diutarakan bapak lima anak ini, meskipun saat ini istri dan lima anaknya tinggal di rusunawa yang berdiri kokoh dan terdiri dari beberapa lantai bertingkat, keluarganya tetap merindukan pulang ke kampung halaman meskipun rumah mereka sudah rata dengan tanah lantaran dibakar massa.
Menurut Pujadin tinggal di kampung sendiri itu lebih nyaman dari pada tinggal di kampung orang lain. "Meski tinggal di rusunawa gedung tinggi tapi tetap lebih nyaman tinggal di rumah dan kampung halaman sendiri meski rumah itu harus dibangun dari bambu," kata Pujadin.
Hal lain yang ingin dilakukan Pujadin ketika tiba di kampung halaman yakni kembali bertani dan mengurus 4 hektar tanahnya yang hampir setahun penuh terbengkalai karena dirinya tinggal di pengungsian.