Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM NUNUKAN- Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sungai Jepun, Nunukan Selatan M Nurdin mengatakan, narapidana warga binaan harus dibuat sibuk, agar tidak memikirkan hal-hal negatif. Pendekatan juga perlu dilakukan, agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta, Medan terjadi di sana.
Nurdin mengatakan, jauh hari sebelum terjadi kerusuhan di Tanjung Gusta, pihaknya sudah melakukan berbagai pendekatan terhadap warga binaan.
“Antara petugas dan warga binaan kita pendekatan kemanusiaan,” ujarnya.
Ada tiga pendekatan yang dilakukan terhadap warga binaan yakni pendekatan yuridis formal, pendekatan edukatif dan pendekatan religius.
“Pendekatan religius, agama, salah satunya kita memberikan ceramah agama,” ujarnya.
Warga binaan juga diberikan waktu untuk berolahraga. “Supaya mereka itu jangan berkumpul-kumpul memikirkan hal-hal negatif, kita sibukkanlah. Dengan olahraga, senam dan lain sebagainya. Kalau malam kita suruh nonton TV. Kalau sudah nonton TV dia mengantuk, jadi tidak berfikir hal-hal negatif,” ujarnya.
Kesibukan lain juga diberikan dengan pelatihan keterampilan otomotif maupun perbengkelan, keterampilan industri rumah tangga dan kerajinan tangan serta keterampilan dalam bertani maupun berkebun.
“Dari segi keamanan, anggota juga standby. Semua personil saya, petugas saya, keamanan, standby di tempat,” ujarnya.